Perkuat Ketahanan Bisnis Melalui Penerapan Intergrasi GRC dan ESG
BusinessNews Indonesia – Untuk memperkuat ketahanan bisnis perusahaan harus dimulai dengan penerapan Governance, Risk, and Compliance (GRC) dan Environmental, Social, and Governance (ESG) yang baik dan kuat. Fondasi dan Pilar yang bernama GRC dan ESG tersebut menjadi syarat mutlak perusahaan agar terus mampu eksis dan berlangsung (continuity) secara terus-menerus (going concern).
Hal itu disampaikan oleh ketua penyelenggara, Irnanda Laksanawan, pada acara Workshop dan Seminar yang berjudul “Implementasi GRC & ESG mendukung Business Judgment Rule UU BUMN dan UU PT” yang dilaksanakan selama 2 hari (23-24 Januari 2025) di Hotel Aston, Palembang.
“Manfaat dari implementasi GRC dan ESG ini tentu dalam jangka panjang sangat besar. Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan keduanya dalam strategi bisnis, pasti akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan masa depan dan meraih peluang baru”, kata Irnanda di Hotel Aston, Palembang, pada Kamis (23/01/2025).
GRC dan ESG ini mengacu pada integrasi dan kerja sama antara praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dan kerangka Tata Kelola, Risiko, dan Kepatuhan (GRC). Kolaborasi ini bertujuan untuk menyelaraskan pertimbangan keberlanjutan organisasi dan etika dengan manajemen risiko dan proses kepatuhan dalam suatu organisasi.
Sebagai mantan Deputi BUMN, Irnanda mengingatkan akan pentingnya pemahaman secara komprehensif terkait Business Judgement Rule (BJR), yaitu sebuah prinsip yang melindungi kewenangan direksi dalam pengambilan keputusan. BJR menjadi semakin krusial dalam mendukung dan menjaga kualitas pengambilan keputusan strategis perusahaan.
“Sebuah perusahaan memiliki batas-batas yang perlu di pahami sehingga kebijakan yang diambil dalam menjalankan business process khususnya berhubungan dengan keuangan negara, tidak menyalahi peraturan perundang-undangan serta tidak mengakibatkan kerugian keuangan negara”, tambahnya.
Menurutnya, itikad baik adalah bagian penting dari tata kelola perusahaan yang baik dan itu harus menjadi dasar dari semua kebijakan dan tindakan perusahaan karena itu menentukan integritas dan keberlanjutan usaha. Selain itu, regulasi dan tata kelola perusahaan yang relevan, juga menjadi salah satu faktor berdirinya GRC sebagai acuan utama dalam membangun perusahaan yang baik dan patuh terhadap peraturan yang ada.
Irnanda juga berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas upaya dan semangatnya untuk memerangi korupsi selama masa jabatannya dan mengatakan bahwa sebagai masyarakat, kita juga harus turut serta memberantas hal ini.
Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa berbagai perusahaan terlibat dalam kasus korupsi, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Ia percaya bahwa fakta ini menunjukkan betapa pentingnya memberikan perhatian yang lebih besar pada masalah korupsi di berbagai sektor bisnis.
Irnanda menekankan betapa pentingnya memperoleh pemahaman mendalam tentang ESG (Environmental, Social, and Governance) dan GRC (Governance, Risk Management, and Compliance). Menurutnya, pemahaman ini penting agar BJR (Rule of Business Judgment) dapat digunakan oleh direksi perusahaan untuk menjalankan tugas mereka sesuai dengan UU BUMN dan UU PT.
Acara yang berlangsung selama dua hari (23-24 Januari 2025) ini diselenggarakan oleh BusinessNews Indonesia yang bekerjasama dengan FMR BUMN ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya; Irnanda Laksanawan (Deputi Menteri BUMN Industri Strategis & Manufaktur (2010-2012), Alan Yazid (Ketua Indonesia Risk Professional Association), Eddy Iskandar (Senior Partner MMU Counsulting for HC, GRC & ESG), Doni Muhardiansyah (Ketua Umum FMR BUMN 2018-2023), Teuku Syahrul Ansari (Founder/Owner and Managing Partner TSA Advocates & Penasehat Hukum Menteri BUMN RI 2009-2011), Dwi Ary Purnomo (Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN RI), Adam Priyo Perdana (Executive Vice President of Strategic, Regulation, and Policy Risk Management PT PLN (Persero), Farida Thamrin (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk), Suherman Yahya (Direktur Utama PT Semen Baturaja) dan Junaedi (SVP Tata Kelola & Manajemen Risiko PT Pusri Palembang).
Turut hadir sebagai peserta mewakili perusahaan; PT Pusri Sriwidjaja Palembang, PT PLN (Persero), PT Semen Baturaja Tbk, Bank Sumsel Babel dan MIND ID. Selain itu, Perusahaan yang turut bekerjasama (sponsorship) yaitu PT Pusri Sriwidjaja Palembang, MIND ID, PT Semen Baturaja Tbk dan Bank Sumsel Babel.
Comments are closed.