BusinessNews Indonesia – Ketua Umum Forum Manajemen Risiko (FMR) BUMN (2018-2023) sekaligus SVP Tata Kelola dan Manajemen Risiko PI (2014-2020), Doni Muhardiansyah menjelaskan tetang pentingnya mengevaluasi kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan risk composite. Karena ini merupakan upaya untuk mengintegrasikan Governance, Risk, and Compliance (GRC).
Hal itu disampaikan saat memberikan special remarks dalam acara In-House Training PT Pupuk Kujang yang bertajuk “Membangun Risk Management Awareness untuk Mencapai Risk Composite Terbaik” di Gedung Anggrek-Pupuk Kujang, Cikampek pada hari Senin (04/11/2024).
“BUMN konglomerasi dan BUMN individu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) wajib menerapkan model Tata Kelola Risiko tiga lini (three lines model) dalam melaksanakan Manajemen Risiko”, kata Doni.
Doni menambahkan bahwa fungsi dan peran masing-masing lini dalam model tata kelola Risiko tiga lini (three lines model) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut. Pertama sebagai unit pemilik Risiko merupakan unit yang langsung mengidentifikasi dan mengelola Risiko dalam proses bisnis.
Kedua sebagai fungsi manajemen risiko dan kepatuhan independen merupakan unit yang mengukur, memantau dan memperlakukan Risiko secara agregat, mengembangkan metodologi dan kebijakan manajemen risiko perusahaan. Dan Ketiga sebagai fungsi audit intern merupakan unit yang memastikan tata kelola dan pengendalian Risiko diterapkan secara efektif oleh perusahaan.
Kemudian, risk composite hadir untuk memberikan evaluasi yang mendorong BUMN meningkatkan penerapan manajemen risiko yang memberikan perlindungan dan penciptaan nilai bagi BUMN. Oleh karena itu, BUMN wajib melakukan penilaian peringkat komposit Risiko yang dilakukan secara selfassessment setiap triwulan.
Doni juga menambahkan bahwa FMR BUMN melihat GRC ini memiliki peran yang sangat penting dalam memitigasi risiko dalam instability global, ESG complexities dan cyber breaches. Dari sisi ESG membantu perusahaan-perusahaan mengidentifikasi, mengelola risiko ketidakstabilan ekonomi dengan mendorong praktik sustainability dan resilience serta memelihara praktik governance dan etika yang kuat.
Sementara itu, dalam menanggapi perkembangan dunia informasi dan teknologi yang sangat masif berlangsung, kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan memiliki dampak yang besar pada sisi operasi, model bisnis, dan strategi perusahaan.
Comments are closed.