PDB AS Kuartal III-2023 Ekspansif, Apa Dampaknya ke Reksa Dana?

JAKARTA, businessnews.co.id Amerika Serikat (AS) terpantau terus mencatatkan kinerja ekonomi yang terus membaik. Pada periode kuartal ketiga tahun ini, AS berhasil membukukan pendapatan domestik bruto (PDB) yang tumbuh ekspansif sebesar 4,9% secara quratal-on-quartal (qoq).

Capaian PDB AS pada periode tersebut pun terhitung berada di atas ekspektasi pasar. Sebelumnya, pasar memproyeksikan PDB AS kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,3% qoq.

Berdasarkan data dari Biro Analisis Ekonomi AS, belanja konsumen AS tercatat melonjak sebesar 4% dibandingkan kuartal sebelumnya di 2023 yang tumbuh 0,8%. Peningkatan ekspansif belanja konsumen tersebut dikontribusi dari berbagai hal, mulai dari konsumsi perumahan dan utilitas, kesehatan, hingga barang dan kendaraan rekreasi.

Lebih lanjut, realisasi ekspor pada periode kuartal ketiga 2023 ini pun tercatat melonjak tajam sebesar 6,2% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang justru negatif 9,3% qoq. Sementara itu, realisasi impor pada periode ini juga meningkat menjadi sebesar 5,7% qoq.

Di sisi investasi, aktivitas investasi di sektor perumahan tercatat tumbuh positif usai sebelumnya berada di zona negatif selama dua kuartal terakhir. AS mencatatkan Investasi perumahan di periode ini yang tumbuh sebesar 3,9%, dibandingkan Q2-2023 -2,2%.

Pertumbuhan PDB AS yang ekspansif pada periode ketiga tahun ini menjadi katalis positif bagi kondisi ekonomi AS ke depannya. Lebih dari itu, catatan PDB AS yang ekspansif serta didorong sejumlah catatan data indikator makro yang solid pun berpeluang memberikan angin segar bagi dunia investasi ke depan.

Sebab, kondisi ekonomi AS yang membaik dapat menjadi sentimen positif bagi bank sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) untuk menetapkan suku bunga yang lebih akomodatif.

“Setelah PDB Q3 yang kuat berlalu, dan masyarakat mulai fokus pada kuartal empat, yang kemungkinan akan jauh lebih rendah, maka kita mungkin akan mulai mendengar pembicaraan mengenai (tingkat suku bunga yang) tinggi untuk waktu yang tidak lama lagi akan berakhir’,” kata Ekonom Senior Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan AS, Dean Baker, dikutip Jum’at (27/10).

Jika bank sentral AS, atau federal reserve (the Fed) memutuskan menurunkan suku bunga acuan pada level yang lebih rendah, maka hal tersebut pada gilirannya dapat menjadi angin segar bagi berbagai instrumen investasi di dalam negeri.

Sebagai salah satu produk investasi, reksa dana dapat menjadi pilihan bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi di tengah kondisi data perekonomian AS yang membaik.

Reksa dana merupakan produk investasi yang mengumpulkan dana dari investor untuk dikelola oleh manajer investasi secara optimal dan profesional. Nantinya, dana tersebut ditempatkan ke berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, pasar uang, dan lainnya.

Sebagai informasi lebih lanjut bagi investor, berikut adalah deretan produk reksa dana dengan kinerja historis terbaik dilansir dari aplikasi NAVI menurut pantauan Jum’at, 27 Oktober 2023.

Reksa Dana Pasar Uang

Trim Kas 2 Kelas A: +0,38% (1 bln); +1,08% (3 bln); +2,21% (6 bln); +4,18% (1 thn)

Reksa Dana Pendapatan Tetap:

Danamas Stabil: +0,47% (1 bln); +1,39% (3 bln); +2,88% (6 bln); +5,64% (1 thn)

Reksa Dana Campuran:

Sucorinvest Premium Fund: -0,54% (1 bln); +0,32% (3 bln); +2,31% (6 bln); +4,88% (1 thn)

Reksa Dana Saham

HPAM Ultima Ekuitas I: -5,44% (1 bln); +8,55% (3 bln); +8,06% (6 bln); +1,72% (1 thn)

Reksa Dana Indeks

Insight Sri Kehati Likuid – I Sri Likuid: -3,69% (1 bln); -4,10% (3 bln); -0,55% (6 bln); +1,02% (1 thn)

Comments are closed.