BI Prediksi Penyaluran Kredit Baru di September 2023 Moncer
JAKARTA, businessnews.co.id – Penyaluran kredit baru oleh perbankan pada September 2023 diprediksi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru yang dicatatkan Bank Indonesia (BI) sebesar 92,6%.
“Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada September 2023 tercatat sebesar 92,6%, tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 86,2%,” ungkap Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono.
Erwin menyebutkan, permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank menjadi faktor utama yang mempengaruhi peningkatan penyaluran kredit perbankan pada periode tersebut.
BI turut memperkirakan bahwa penawaran kredit baru oleh perbankan akan mengalami peningkatan, khususnya pada periode triwulan ketiga 2023. Sementara di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru disebut BI terindikasi relatif stabil pada Agustus 2023
Berdasarkan sumber pembiayaan, Erwin menyebutkan bahwa pemenuhan pembiayaan oleh bank umum mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, koperasi dan leasing tetap menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sumber pembiayaan.
Kredit perbankan yang diprediksi meningkat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dunia investasi ke depannya. Pasalnya, kredit perbankan yang masuk ke instrumen investasi dapat memberikan stabilitas bagi kinerja pasar keuangan maupun investasi Tanah Air.
Lebih dari itu, sebagai salah satu instrumen investasi yang ada, reksa dana dapat menjadi pilihan bagi investor untuk mengoptimalkan peluang pertumbuhan investasi di tengah sentimen positif yang didatangkan dari kredit perbankan RI yang diprediksi menguat.
Kredit perbankan yang dialokasikan ke reksa dana juga dapat digunakan untuk berinvestasi di berbagai jenis instrumen sebagai langkah diversifikasi portofolio. Di sisi lain, hal tersebut membantu untuk mengurangi risiko investasi karena penyebaran investasi di berbagai aset.
Comments are closed.