NCC 2024

Dirut PLN Ungkap Strategi Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca dan Ciptakan Masa Depan Berkelanjutan

Jakarta, Businessnews.co.id – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasojo telah menjelaskan berbagai strategi yang telah dan akan dilakukan oleh PLN dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kelistrikan. Dalam 3,5 tahun terakhir, PLN telah melakukan perubahan signifikan dalam perencanaan pembangunan pembangkit listrik, dengan mencabut rencana pembangunan 13,3 gigawatt pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya termasuk dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).

PLN telah menggantikan PLTU batu bara sebesar 800 MW dengan pembangkit gas dan membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik (power purchase agreement – PPA) PLTU batu bara sebesar 1,3 GW. Selain itu, mereka juga telah menghapus 1,1 GW batu bara lainnya dan menggantikannya dengan energi terbarukan.

“Apakah itu cukup? Tidak cukup, 1,1 GW batu bara lainnya tidak hanya dihilangkan tetapi juga digantikan oleh energi terbarukan yang dapat menghilangkan sekitar 200 juta CO2 dalam waktu 25 tahun,” ujar Darmawan.

PLN juga sedang menggencarkan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia dengan fokus pada peningkatan 52 persen pembangkit dari EBT. Selain itu, mereka berencana untuk mempercepat peningkatan pembangkit energi terbarukan hingga 75 persen berbasis air, angin, matahari, panas bumi, dan ombak.

Upaya ini juga akan didukung dengan pembangunan jalur transmisi hijau (green transmission line) untuk mengatasi tantangan lokasi episentrum EBT yang jauh dari pusat ekonomi dan industri di Pulau Jawa. Hal ini diharapkan dapat menambah kapasitas hingga 32 GW energi terbarukan berbasis tenaga air dan panas bumi dalam 15 tahun ke depan.

Selain itu, PLN juga akan membangun sistem jaringan cerdas (smart grid) untuk menjaga stabilitas pasokan EBT dalam cuaca yang berubah-ubah di Indonesia, yang sebelumnya sulit untuk mengakomodasi pembangkit surya dan angin dalam skala besar.

“Kami perlu membangun jalur transmisi ramah lingkungan dalam skala besar. Jika kami membangunnya, maka kami dapat menambah 32 GW energi terbarukan berbasis tenaga air dan panas bumi hingga 15 tahun ke depan,” katanya.

Darmawan menyatakan bahwa perusahaan ini melihat tantangan transisi energi sebagai peluang untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih dinamis dan berwawasan ke depan. PLN berkomitmen untuk membuat semua proses bisnis, cara kerja, dan pengambilan keputusan menjadi lebih akuntabel, kredibel, ringkas, terkonsolidasi, dan terintegrasi.

Ia juga menekankan bahwa transisi energi adalah tantangan global, bukan hanya lokal atau nasional, dan mengajak untuk bekerja sama secara global dalam mencari solusi bersama dalam mengatasi masalah perubahan iklim global. Kolaborasi dalam kebijakan, teknologi, inovasi, dan investasi diperlukan dalam skala lokal, regional, dan internasional.

Comments are closed.