NCC 2024

Anak Usaha Pupuk Indonesia dan AGI Kolaborasi Kembangkan Hidrogen dan Amonia Hijau

JAKARTA, Businessnews.co.id – PT Pupuk Indonesia melalui anak perusahaannya PT Pupuk Iskandar Muda baru-baru ini melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk mengembangkan hidrogen hijau dan amonia hijau. Kali ini, perusahaan menjalin kemitraan dengan August Global Investment, sebuah perusahaan asal Jerman.

Acara penandatanganan MoU ini dihadiri oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda, Budi Santoso Syarif, dan Chairman & CEO August Global Investment Group, Fadi Krikor. Acara tersebut disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, dan Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyati, di Ruang Sarulla Gedung Kementerian ESDM pada hari Senin, tanggal 28 Agustus.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi berharap bahwa penandatanganan MoU ini akan memungkinkan eksplorasi pengembangan bersama dalam bidang hidrogen hijau dan amonia hijau.

“Kami menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk beralih ke sumber energi berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon. Untuk berkontribusi terhadap tren bisnis ini, kami memanfaatkan keahlian kami dalam memproduksi ammonia,” ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, Senin (28/8/23).

Rahmad juga menjelaskan bahwa produksi amonia hijau akan menggunakan hidrogen hijau sebagai bahan baku. Proses produksi hidrogen hijau akan melibatkan elektrolisis air atau penggunaan listrik dari sumber energi terbarukan. Rahmad menekankan bahwa produk ini akan memiliki label hijau dan tidak akan menghasilkan emisi karbon.

Pupuk Indonesia mengidentifikasi hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar masa depan yang diperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan secara signifikan antara tahun 2030 dan 2050. Rahmad menyatakan, “Kami juga berencana bahwa 50% ladang kami di Indonesia akan beralih ke bahan ramah lingkungan, yaitu hidrogen atau amonia. Oleh karena itu, menurut saya, kemitraan ini sangat penting bagi Indonesia.”

Proyek pengembangan hidrogen dan amonia hijau ini akan berlokasi di Lhoksumawe, yang termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus Pupuk Iskandar Muda dan telah ditetapkan sebagai klaster industri hijau. Lokasi ini dipilih karena strategis, memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah, dan mendapatkan dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia.

August Global Investment (AGI) berencana untuk membangun Pabrik Produksi Hidrogen Hijau dengan kapasitas produksi 35.000 ton per tahun di Indonesia. Proyek ini membutuhkan lahan seluas 50 hektar. Perkiraan biaya investasi untuk infrastruktur produksi hidrogen hijau adalah antara US$ 400 hingga US$ 700 juta, tergantung pada bentuk akhir hidrogen hijau yang akan digunakan (hidrogen terkompresi, hidrogen cair, amonia, atau bentuk lain). Proyek ini juga akan membutuhkan total daya listrik sekitar 300 MW.

CEO AGI, Fadi Krikor, menyatakan antusiasmenya untuk berinvestasi di Indonesia dan mendukung peralihan menuju energi bersih.

“Kami sangat antusias dapat berinvestasi di Indonesia dan mendukung transisi Indonesia menuju masa depan energi bersih,” ujar Fadi Korikor.

Krikor memroyeksikan konstruksi fasilitas hidrogen hijau akan dimulai pada 2024 dan diharapkan bisa mulai produksi pada 2026. Ia juga menjelaskan bahwa pengembangan hidrogen ramah lingkungan ini memerlukan pasokan air dan energi hijau, serta lokasi yang sesuai. Oleh karena itu, August Global Investment juga telah menandatangani MoU dengan PT PLN untuk menyediakan energi ramah lingkungan.

Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyati, menyatakan bahwa ketersediaan listrik di Sumatera sudah lebih dari cukup, sehingga PLN siap untuk memenuhi kebutuhan industri di wilayah tersebut. PLN juga mengamati peningkatan permintaan listrik di Aceh dan berencana untuk menghubungkan sistem listrik Aceh dengan Sumatera.

Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda, Budi Santoso Syarif, menjelaskan bahwa pabrik amonia yang saat ini beroperasi menggunakan bahan baku hidrogen dari gas. Dengan pengembangan amonia hijau ini, pabrik tersebut akan beralih menggunakan hidrogen hijau sebagai bahan baku. Budi berharap bahwa langkah ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung target net zero emission (NZE).

Comments are closed.