NCC 2024

Prospek Reksa Dana di Era Tekanan Geopolitik

Prospek Reksa Dana di Era Tekanan Geopolitik

JAKARTA, businessnews.co.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut perkembangan geopolitik dunia saat ini masih tidak menentu. Tekanan geopolitik yang tinggi berujung pada ketidakpastian bagi perkembangan dunia ekonomi, baik secara global maupun regional di Tanah Air.

“Ada beberapa perkembangan disini yang memenuhi pikiran saya sejak terakhir kali kita bertemu pada bulan Maret. Ketegangan geopolitik global masih sangat tidak menentu atau bahkan cenderung memburuk,” kata Menkeu dalam Opening Speech The 10th ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) di Jakarta.

Menkeu mencontohkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang sangat bisa dirasakan oleh seluruh negara ASEAN. Dalam pertemuannya bersama menteri keuangan se-ASEAN, Sri Mulyani menawarkan kerja sama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan di era tekanan geopolitik.

Kerja sama yang dimaksudkan adalah kebijakan jangka panjang seperti pembiayaan infrastruktur dan transisi ekonomi. Tujuan dari kerja sama tersebut antara lain untuk mendorong investasi, perdagangan, dan perekonomian negara-negara di ASEAN.

“Sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi di bawah lembaga sektoral, kita semua akan menghabiskan banyak waktu hari ini dalam diskusi kebijakan strategis terkait dengan isu global, prospek ekonomi regional dan tantangannya, serta beberapa agenda tematik mengenai pembiayaan infrastruktur dan transisi keuangan di kawasan,” ucap Menkeu.

Melihat perkembangan ekonomi di kawasan, ekonomi Eropa terpantau melemah akibat eskalasi ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih baik dari perkiraan semula, dipengaruhi konsumsi yang membaik ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi (excess saving). 

Sementara itu, tekanan inflasi negara maju masih tinggi dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, sedangkan inflasi di negara berkembang telah menurun. Hal ini diperkirakan mendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR) AS.

Pada dunia investasi di Tanah Air, tekanan geopolitik telah menimbulkan ketidakpastian bagi pergerakan pasar. Investasi portofolio dan investasi lainnya mencatat defisit sejalan dampak kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global, serta peningkatan pembayaran global bonds dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan

Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2023 mencatat defisit US$5,0 miliar (1,4% dari PDB), setelah sebelumnya pada periode triwulan sebelumnya mencatat surplus US$3,7 miliar AS (1,1% dari PDB).

Bagi investor, diversifikasi dapat menjadi pilihan pamungkas dalam meminimalisir potensi kerugian yang sewaktu-waktu dapat terjadi jika pasar mengalami gejolak. Diversifikasi diartikan sebagai kegiatan investasi yang dilakukan pada berbagai aset atau instrumen investasi.

Saat investasi dilakukan pada berbagai aset, maka potensi kerugian yang dapat terjadi akan semakin kecil karena portofolio investasi yang dimiliki tidak bertumpu pada satu aset saja.

Sebagai pilihan produk investasi yang menawarkan konsep diversifikasi, reksa dana dengan jenis campuran dapat menjadi pilihan yang tepat di era tekanan geopolitik saat ini. Reksa dana campuran menempatkan investasi pada berbagai instrumen, mulai dari saham, obligasi hingga surat berharga pasar uang (SBPU).

Comments are closed.