Askrindo Dukung UMKM Berdayakan Lebah

BusinessNews Indonesia – Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri dan merdeka dalam penggerakan ekonomi, PT Askrindo terus mendukung dalam peningkatan kemampuan dan kesejahteraan UMKM khususnya KTH Alam Roban. PT Askrindo sampai saat ini telah berkontribusi pada kegiatan pemberdayaan petani lebah madu KTH Alam Roban sebesar 97,63% dari akumulasi periode 2021-2023.

Fankar Umran, selaku Direktur Utama Askrindo menegaskan bahwa UMKM adalah salah satu fondasi perekonomian bangsa, “Dukungan ini adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mendorong dan memberdayakan UMKM agar dapat meningkatkan kesejahteraan,“ ujar Fankar.

Seperti dilansir Askrindo (21/08), mengemban amanah untuk mensejahterakan seluruh pelaku usaha Indonesia dalam memerdekakan ekonomi Indonesia. KTH Alam Roban adalah salah satu binaan dari Askrindo yang memberikan dampak positif bagi para pemangku kepentingan program. Kedepannya, Askrindo tentu akan terus berkomitmen dalam memberikan pendampingan serta membantu UMKM dalam akses permodalan. Sehingga diharapkan UMKM yang telah dibina oleh Askrindo mampu menjadikan usaha yang mandiri, kuat, bergengsi, dan stabil dalam mendorong profitabilitas UMKM Indonesia.

Askrindo Berdayakan Lebah Untuk Merdeka Finansial

Wangi khas tanah bekas gerimis hujan sore itu tidak memupuskan keriangan sekelompok peternak madu. Rencananya kotak-kotak sarang lebah yang mereka gantung di pohon-pohon karet alas roban akan diturunkan satu persatu dikarenakan waktu panen telah tiba. Apis cerana, atau lebah madu Asia merupakan spesies asli dari lebah yang merupakan lebah penghuni wilayah Alas Roban ini memberikan sarang buatan koloninya kepada para petani untuk dapat dipanen.

Casman, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Roban, di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini menyebutkan bahwa biasanya panen madu liar dilakukan sebanyak 3 kali selama 1 tahun. “Jika cuaca sedang cerah, panen madu selama 1 tahun bisa dilakukan sebanyak 3 kali, tapi kalau curah hujan tinggi, biasa produksi agak menurun,” jelas Casman.

Sarang madu yang telah melalui penyaringan kemudian diekstrak Kembali sehingga didapatkan hanya madu yang berkualitas tinggi. “Proses penyaringan madu di sini masih tergolong sederhana, dengan sarang lebah yang masih alami bukan buatan. Sehingga melahirkan rasa madu liar yang manis tanpa ada tambahan gula“, tambah Casman.

KTH Alam Roban mengalami pasang-surut dalam perjalanannya, beberapa kali dalam kondisi keterbatasan akan perizinan kelompok, hingga peralatan dan kotak sarang lebah yang kurang memadai, menyebabkan terhambatnya panen madu liar. Namun dari keterpurukan tersebut, Casman dan kawan-kawan tidaklah patah semangat untuk terus memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki.

“Awal berdirinya kelompok di tahun 2013, omset yang kami peroleh dalam sekali panen terbilang cukup minim sekitar tidak lebih dari Rp. 5-6 juta melihat dari kurangnya sarana dan instrumen yang ada disini, sehingga kelompok mengalami penurunan jumlah anggota dari 23 orang menjadi 15 orang,“ ujar Casman.

Ia bercerita, bahwa dengan adanya pendampingan dari PT Askrindo sejak tahun 2021, perlahan produktivitas KTH Alam Roban meningkat ditambah dengan diberikannya beberapa bantuan sarana prasarana. Saat ini omset penjualan madu setiap anggota kelompoknya di musim panen mencapai Rp. 22juta, dan jika setiap tahun 3 kali masa panen, omset penjualan madu mencapai Rp.66juta dan tentunya hal tersebut memberikan kenaikan nilai manfaat ekonomi yang signifikan.

KTH Alam Roban terus meningkatkan produktivitasnya dengan tidak hanya memasarkan penjualan madu liar, namun juga memasarkan produk madu dengan sarang lebah serta bee pollen. Hingga kini, madu liar dengan merk jual ”Madu Mak Lebah“ kerap eksis dalam mengikuti pameran. KTH Alam Roban optimis untuk terus maju dan berkembang secara mandiri agar produk ”Madu Mak Lebah“ dapat tersebar dan dikenal pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Comments are closed.