Kelola Sumber Daya Hutan, Perhutani Optimalkan GRC dalam Bisnisnya
Jakarta, Businessnews.co.id – Hadir dengan visi “Menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat”, Perhutani terus berkomitmen terus hijaukan negeri dengan mengelola sumberdaya hutan dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip kelestarian. Demi mewujudkan visi tersebut, berbagai sektor terus diperkuat oleh Perhutani, salah satu sektor yang diperkuat Perhutani ialah dari sisi tata kelola (good governance), manajemen risiko (risk management), dan kepatuhan (compliance) atau GRC.
“Kami juga memiliki misi untuk planet, people dan profit, untuk planet yaitu mengelola Sumber Daya Hutan secara lestari, untuk people yaitu peduli kepada kepentingan masyarakat dan lingkungan, dan untuk profit yaitu mengoptimalkan bisnis kehutanan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG),” ujar Direktur Operasi Perhutani, Natalas Anis Harjanto dalam penjurian GRC Award 2023 yang diselenggarakan Majalah BusinessNews Indonesia secara online pada Rabu (23/8/2023).
Direktur Komersial Perhutani, Anggar Widiyatmoko menyebut jika Perhutani memiliki proses bisnis hulu dan juga hilir.
“Untuk hulu dimulai dari input lalu pengelolaan sumber daya hutan hingga menghasilkan produk primer, dan untuk hilir dilanjutkan dengan pengolahan lalu menghasilkan produk sekunder dan terakhir tentu saja penjualan baik lewat retail, wholesale, eksport, market place, dan TokoPerhutani,” ujar Anggar.
Untuk kinerja Perhutani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perhutani, Dewi Fitrianingrum mengatakan bahwa kinerja Perhutani sudah baik dan tentu saja berharap terus berkembang ke depannya.
“Laba bersih setelah pajak pada tahun 2022, Perhutani berhasil mendapat Rp550 miliar, angka ini naik 28% dari tahun sebelumnya,” ujar Dewi.
Direktur SDM, Umum & IT Perhutani, Denny Ermansyah mengatakan jika Perhutani memiliki beberapa struktur GCG didalam perusahaan.
“Diantaranya kami memiliki pedoman GCG (CoCG), sistem pengendalian internal, benturan kepentingan, sistem pengaduan pelanggaran, pengendalian informasi, pelaporan LHKPN, pengendalian gratifikasi, code of conduct dan juga board manual,” lanjut Denny.
Dengan pengimplementasian GCG yang baik di perusahaan, Denny mengatakan pada tahun 2022, Perhutani mendapatkan assesment GCG dengan skor 86.54, meningkat dari tahun 2021 yang mendapat skor 84.56.
Dalam menjalankan penerapan manajemen risiko, Perhutani telah menggunakan Framework SNI ISO 31000:2018.
“Kami juga melakukan beberapa pedoman manajemen risiko berupa cakupan, konteks, kriteria lalu penerapan penilaian risiko lalu perlakuan risiko, dan juga pelaporan,” ujar Dewi.
Untuk kepatuhan, Perhutani memiliki aturan di internal maupun eksternal di berbagai bidang, seperti kepatuhan di bidang ketenagakerjaan, kepatuhan di bidang keuangan, kepatuhan di bidang anti korupsi, kepatuhan di bidang lingkungan, hingga kepatuhan di bidang pengelolaan hutan.
Sebagai informasi, GRC & Performance Excellence Award ini adalah kegiatan corporate rating (award) tahunan, di bidang Tata kelola perusahaan (GCG), Manajemen Risiko, dan Manajemen Kepatuhan. Tujuan dari Award ini adalah untuk mendorong peningkatan bisnis perusahaan melalui pengembangan kebijakan dan implementasi tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi secara terintegrasi.
Kegiatan ini juga didukung oleh para pakar dan profesional bidang GCCS, Strategic Management, Finance Banking, Insurance, ICT, Riset & Inovasi konsultan GCG, Manajemen Risiko, Manajemen Kepatuhan, maupun berbagai perguruan tinggi dan yang lainnya, kesemuanya tergabung sebagai Dewan Juri GRC & Performance Excellence Award 2023.
Dewan juri yang hadir dan menilai pada kesempatan ini ialah Dr. Eddy Iskandar, BSC, MSc Eng, Dr. Pandu Patriadi, SE, MBA, MH, DBA, Alan Yazid, BB, MBA, Dr. Ir. Harry Sutanto, MBA dan Ir. Irnanda Laksanawan MSc.Eng (MBM) PhD.
Comments are closed.