Tingkatkan Transformasi Bisnis, PT Sarinah Terus Survive Go Global
Jakarta, Businessnews.co.id – Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah berusia 60 tahun, PT Sarinah yang namanya terinspirasi dari nama pengasuh Presiden Soekarno ini berhasil survive dan terus hadir sebagai wadah industri kreatif tanah air menampilkan karya-karya terbaik Indonesia.
Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati mengatakan kondisi pandemi Covid-19 memaksa perubahan strategi bisnisnya untuk terus bisa survive.
“Sarinah di dua tahun terakhir ini melakukan transformasi, tidak hanya bisnis namun overall transformasi, sehingga kalau dibilang seperti apa bisnis sekarang, tentu ini adalah bisnis yang kita anggap baru,” kata Fetty saat ditemui Businessnews Indonesia di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Ia melanjutkan, untuk saat ini ada beberapa kategori bisnis yang sudah mencapai target namun ada pula kategori bisnis yang masih berusaha mencapai target.
“Jadi memang kombinasi bisnis for value Sarinah yang membuat Sarinah berhasil survive sampai sekarang,” tambahnya.
Untuk transformasi digital, Fetty mengatakan ini merupakan hal yang baru untuk Sarinah. Hal ini yang membuat digitalisasi masuk ke dalam transformasi Sarinah.
“Sarinah mulai membuka platform e-commerce, lalu juga Sarinah menjadi agligator on boarding untuk produk-produk lokal ke platform e-commerce melalui Sarinah Mall atau Sarinah Official Store di market place,” kata Fetty.
Fetty juga menceritakan, Sarinah terkena dampak “double” dari pandemi Covid-19. Dampak yang pertama karena adanya Covid-19, lalu dampak yang kedua karena Sarinah harus melakukan transformasi end to end dimana toko-toko dan perkantoran Sarinah harus tutup.
“Jadi dampaknya sangat terasa sekali untuk Sarinah. Selama pandemi Sarinah berhenti beroperasi selama 2 tahun, kami melakukan renovasi, melakukan review terhadap konsep bisnis, branding, termasuk juga melakukan mixing ulang untuk produk sampai akhirnya Sarinah bisa dibuka kembali di bulang Maret untuk umum yang mendapat respon positif dari masyarakat sampai saat ini” ujar Fetty.
Selama menjabat sebagai Direktur Utama PT Sarinah, Fetty mengatakan tantangan terbesar yang dihadapinya ialah pandemi Covid-19.
“Dengan adanya Covid-19, renovasi Sarinah yang seharusnya selesai satu tahun setengah mundur menjadi dua tahun. Kemudian secara day to day kita juga tidak bisa maksimal. Lalu ketika kita mengajak mitra untuk bergabung dengan Sarinah, banyak dari mereka yang terdampak Covid-19 sehingga beberapa dari mereka cenderung wait and see. Dan yang tidak kalah sulit itu bagaimana merubah mindset Sarinah dengan culture-nya yang sudah ada selama 50 tahun lebih diubah menjadi sesuatu yang lebih agile, relevant, dan juga menjawab kebutuhan dari masyarakat terutama UMKM,” kata Fetty.
Fetty juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung gerakan Cinta Produk Lokal sehingga dapat menjadi produk yang Go Global.
“Karena produk UMKM dan juga Indonesia bisa sejajar dan bahkan mengungguli produk lain di mancanegara. Ini harus kita lakukan bersama-sama, kalau bukan kita siapa lagi?,” tutup Fetty.
Comments are closed.