Rupiah Loyo Menanti Respons BI Atas Sentimen The Fed
Jakarta, Businessnews.co.id – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (22/6/2022) pagi melemah. Rupiah pagi ini bergerak melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.830 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.813 per dolar AS.
Pelemahan ini dinilai terkait investor yang menanti respons Bank Indonesia terhadap kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
“Rupiah mungkin berpotensi berbalik tertekan hari ini terhadap dolar AS. Sentimen The Fed masih menjadi alasan utama rupiah tertekan,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra, dikutip dari ANTARA.
Seperti yang diketahui, The Fed masih dalam jalur kenaikan suku bunga yang agresif tahun ini di mana pada Juli nanti diproyeksikan akan kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) hingga 75 bps.
Menurut Ariston, pelaku pasar juga menunggu respons Bank Indonesia terhadap kebijakan moneter The Fed.
“Gap suku bunga acuan antara The Fed dan BI bakal terus menyempit bila BI tidak menaikkan suku bunga acuannya yang bisa mendorong pelaku pasar beralih ke aset keuangan AS dan bisa memberikan tekanan lanjutan ke rupiah,” kata Ariston.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dimulai hari ini, hingga besok 23 Juni 2022. Sebelumnya pada Mei, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen.
Sementara suku bunga lainnya juga dipertahankan, dimana deposit facility di level 2,75 persen dan suku bunga lending facility di level 4,25 persen.
Pada perdagangan hari sebelumnya, Selasa (21/6/2022) rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.813 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.836 per dolar AS. Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke arah Rp14.850 per dolar AS dengan support di level Rp14.800 per dolar AS.
Comments are closed.