Terapkan GRC dengan Baik, Skor GCG PTPN X Terus Meningkat Setiap Tahun
Jakarta, Businessnews.co.id – PT Perkebunan Nusantara X telah menerapkan Governance, Risk management, and Compliance (GRC) dengan sangat baik. Sehingga skor Good Corporate Governance (GCG) PTPN X terus menigkat dalam setiap tahunnya. Bahkan, PTPN X juga mampu mampu mengolah tebu hingga 37 ribu perhari.
SEVP Operation PTPN X Dimas Eko Prasetyo menjelaskan, bahwa PTPN X memiliki strategi bisnis khusus dalam mengembangkan bisnisnya. Sehingga, dengan capaian bisnis yang terus meningkat, GCG PTPN X juga terus mengalami kenaikan hingga mencapai skor tertinggi di tahun 2021 yang di-assessment oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur yaitu 89.42.
“Adapun track record GCG PTPN X itu naik secara signifikan, bahwa skor kami sudah cukup baik. Dan dari tahun ke tahun juga naik dan meningkat terus hingga di tahun 2021 mencapai skor tertinggi yaitu 89.42”, kata Eko dalam penjurian GRC & Performance Excellence Award 2022 yang diselenggarakan secara online pada Senin (20/06/2022).
Skor GCG PTPN X terus meningkat, mulai dari tahun 2016 hingga tahun 2021 yaitu dengan skor 2016: 80.04 (BPKP), 2017: 82.8 Self Assessment (SA), 2018: 84.29 (BPKP), 2019: 84.97 (BPKP), 2020: 87.75 (SA), dan 2021: 89.42 (BPKP). Dan sudah memiliki integrasi manajemen sistem (IMS) ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015, juga memiliki anti bribery management system ISO 37001:2016.
Perusahaan yang memiliki visi “Menjadi perusahaan agribisnis Nasional berbasis tebu dan tembakau yang unggul dan berdaya saing di tingkat Regional” ini fokus pada core bisnis industri gula yang kini memiliki 9 pabrik di seluruh Indonesia.
Selain itu, dalam menjalankan usahanya, perseroan telah memiliki strategi bisnis yang dijalankan untuk mencapai kinerja yang optimal dan berkelanjutan melalui Strategi EDO (Efisiensi, Diversifikasi, dan Optimalisasi), dengan uraian sebagai berikut:
Efisiensi: Pertama, Mengurangi konsumsi bahan bakar dan energi. Kedua, Mengatasi berbagai hambatan permesinan, dan Ketiga, Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik. Diversifikasi, yaitu: Beyond sugar transformasi menjadi industri berbasis tebu (sugarcane based industry) terintegrasi dari hulu ke hilir. Optimalisasi: yang memacu rendemen dengan menekan sugar losses melalui peningkatan kinerja ekstraksi gilingan dan efisiensi pemrosesan.
PTPN X juga melakukan asesmen berkala setiap 2 tahun dan evaluasi tindak lanjut penerapan GCG tahun berikutnya (setelah asesmen) sesuai dengan PER 01/MBU/2011 Bab XII pasal 44, dimana asesmen oleh asesor independen yang telah ditunjuk Dewan Komisaris dan evaluasi dilakukan sendiri oleh perusahaan (self-assessment).
PTPN X memiliki bisnis utama penting, yaitu Industri Gula yang dipasarkan di dalam negeri melalui persaingan bebas dan terkoordinir (lelang dan negosiasi), sedangkan pembeli produk tetes adalah pabrikan End User dan tender. Kemudian juga bisnis tembakau yang dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri pabrikan dan pembeli pedagang (trader), juga dipasarkan ke luar negeri (ekspor) dengan mengirim produk contoh.
Adapun secara kompetensi industry, PTPN X memiliki tiga poin utama: Pertama, budidaya industri tebu dan industri gula. Kedua, budidaya dan proses pengolahan temabakau. Ketiga, pengelolaan energi terbarukan yang berbasis tebu. (RB)
Comments are closed.