IPCC Raih Laba Rp35,26 Miliar Sepanjang Triwulan I/2022
businessnews.co.id – Sepanjang triwulan pertama 2022, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menghasilkan peningkatan laba yang luar biasa. IPCC menorehkan Laba Tahun Berjalan sebesar Rp35,26 miliar atau mengalami peningkatan 97,10% dari periode yang sama di tahun lalu. Sedangkan di triwulan pertama tahun 2021, IPCC mencatatkan Laba Tahun Berjalan sebesar Rp17,89 miliar. Akan tetapi, jika dibandingkan antara pencapaian di 2021 dengan tahun sebelumnya maka angka tersebut mengalami penurunan 12,32%.
“Pencapaian peningkatan Laba Tahun Berjalan di triwulan pertama tahun ini tidak terlepas dari adanya peningkatan pendapatan yang naik sebanyak 25,12% di atas pencapaian pertumbuhan pendapatan di triwulan pertama tahun lalu yang turun 3,23%,” kata Sekretaris Perusahaan IPCC, Sofyan Gumelar di Jakarta, Selasa (7/6/22).
Adapun Pendapatan Operasi di triwulan pertama 2021 naik dari Rp119,92 miliar di triwulan pertama 2021 menjadi Rp150,05 miliar di periode yang sama di tahun ini. Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan Pelayanan Jasa Terminal yang menyumbang 92,51% porsi pendapatan seiring dengan maraknya kegiatan bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC di sepanjang triwulan pertama 2021, terutama dari naiknya jumlah bongkar muat di Kendaraan Berat.
Selain ditopang oleh peningkatan dari sisi Pendapatan Operasi, bertumbuhnya Laba Tahun Berjalan juga ditopang oleh adanya upaya efisiensi yang dilakukan oleh IPCC. Meski melakukan upaya efisiensi namun, tidak menganggu jalannya operasional perusahaan. Tercatat, penanganan bongkar muat kendaraan untuk segmen CBU secara total baik di Terminal Internasional maupun Terminal Domestik mengalami kenaikan 5,34% dari 133.213 unit di periode triwulan pertama 2021 menjadi 140.321 unit di triwulan pertama 2022. Untuk segmen Kendaraan Berat (gabungan antara Alat Berat, Truck/Bus) meningkat 217,47% menjadi 25.147 unit di triwulan pertama 2022 dari 7.921 unit di triwulan pertama 2021. Pada segmen General Cargo naik 7,77% dari 23.254 M3 di triwulan pertama 2021 menjadi 25.060 M3 di triwulan pertama 2022 dan segmen Motor naik 549,80% menjadi 55.525 unit di sepanjang triwulan pertama 2022.
“Dari sisi beban biaya di sepanjang triwulan pertama 2021 mengalami penurunan. Pada Beban Pokok Pendapatan mengalami penurunan 6,81% menjadi Rp71,78 miliar dari periode sebelumnya Rp77,03 miliar dan Beban Umum dan Administrasi mengalami penurunan 7,31% dari Rp26,19 miliar menjadi Rp24,28 miliar di triwulan pertama 2022,” terangnya.
Sejumlah beban biaya yang mengalami penurunan diantaranya, Beban Kerjasama Mitra Usaha yang turun 0,01% menjadi Rp35,30 miliar sepanjang triwulan pertama 2022 dari periode sebelumnya Rp39,86 miliar; Beban Penyusutan turun 6,87% dari Rp25,51 miliar di triwulan pertama 2021 menjadi Rp23,76 miliar; dan sejumlah beban lainnya. Di sisi lain, meski IPCC masih terimbas adanya penerapan pencatatan Beban Sewa berdasarkan ketentuan PSAK 73 namun, dengan meningkatnya pendapatan perseroan mampu meng-cover timbulnya beban tersebut.
Upaya Perseroan dalam mengefisiensikan beban biaya dimana seluruh kegiatan operasional dilakukan secara tepat guna dengan melakukan pengaturan shift kegiatan operasional maupun kegiatan Perseroan lainnya, pengaturan biaya dengan memilah must have-cost dan nice to have cost hingga pengawasan terhadap control cost-budget Perseroan mampu menurunkan Beban Biaya. Meski penurunan tersebut belum terlalu siginifikan namun, upaya ini terus dijalankan oleh Perseroan untuk menjaga posisi beban Perseroan sehingga tidak terjadi peningkatan secara siginfikan yang pada akhirnya dapat menggerus pendapatan Perseroan. Di sisi lain, upaya penerapan digitalisasi dalam setiap kegiatan bisnis Perseroan membuat flow of cargo, flow of document, hingga flow of money berjalan lebih efisien. (Mr)
Comments are closed.