Jakarta, BusinessNews Indonesia- Dalam rangka merealisasikan perjanjian kerja sama sebelumnya tahun 2020 antara PT INKA (Persero), dengan institusi vokasi yakni Politeknik Negeri Madiun (PNM) dan beberapa SMK Binaan PT INKA (Persero) tentang pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pembentukan manufacture institute, pada hari Rabu, 11 Mei 2022 kembali diadakan penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka pelaksanaan lengan industri dengan melibatkan 2 institusi vokasi yakni PNM dan SMK PGRI 1 Mejayan.
Selain 2 institusi vokasi tersebut PT INKA (Persero) juga mengajak DTECH-Engineering, perusahaan teknologi bertaraf internasional yang memiliki portofolio dan jam terbang tinggi dalam riset dan teknologi sebagai katalis dan akselerator agar program ini dapat berjalan dengan sempurna, serta menghasilkan output yang berkualitas tinggi.
Turut hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju, Direktur Utama PT INKA Multi Solusi Trading (IMST) Wai Wahdan, Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM) Muhamad Fajar Subkhan, Direktur Teknologi PT DTECH-Engineering Arfi’an Fuadi dan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 1 Mejayan Sampun Hadam.
Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menyatakan hal ini adalah wujud link and match yang jauh lebih komprehensif dikarenakan pada praktiknya adalah menjadikan kampus vokasi dan SMK menjadi mata rantai produksi dari PT INKA (Persero).
“Ini suatu konsep yang saya apresiasi sekali. Jadi SMK dan perguruan tinggi vokasi dalam hal ini Politeknik Negeri Madiun menjadi lengan produksi atau mata rantai dari sebuah industri yang skalanya nasional dan internasional. SMK dan perguruan tinggi vokasi menjadi arena teaching factory dan project based learning yang benar-benar menghasilkan pesanan real dari industri,” ungkap Wikan.
Menurutnya, ada suatu keunikan di antara PT INKA (Persero) dan institusi vokasi. Di tengah-tengahnya semacam katalisator, yakni industri yang menjadi jembatan.
“Industri inilah yang nanti mengkoordinir order itu yaitu DTECH-Egineering. Kebetulan salah satu core produknya adalah mesin CNC yang sudah dieskpor ke Singapura. Mesin-mesin CNC ini nanti bila perlu diterjunkan ke SMK-SMK untuk menjadi mesin produksi yang mengerjakan pesanan-pesanan dari INKA. Di SMK dan perguruan tinggi vokasi nanti akan menjadi sebuah pembelajaran praktik atau project based learning sehingga di SMK itu nanti masuk di teaching factory nanti ya menggarap itu mengelola project itu,” jelasnya.
Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengungkapkan bahwa bahwa pihaknya sudah 3 tahun mengawali kerja sama seperti ini tapi saat itu belum menemukan katalisator.
“Kerja sama ini benar-benar yang terintegrasi. INKA tidak perlu investasi mesin, sudah ada yang mau investasi mesin yaitu DTECH-Engineering. Poltek dan SMK juga tidak perlu investasi mesin tapi mereka punya resource dan INKA butuh resource ini untuk ditingkatkan. PT INKA sebagai industri butuh dukungan resource dan mesin tersebut sehingga bisa fokus menghidupkan ekosistem. Ada yang ahlinya menyiapkan mesin dan manajemennya (DTECHT Engineering), ada juga yang ahlinya mendidik dan menyiapkan SDM (Politeknik dan SMK). 3 hal itu yang sedang kami upayakan untuk menghasilkan produk yang kami butuhkan,” pungkas Agung.
Dalam kesempatan ini juga ditandatangani konfirmasi order dari PT IMST kepada DTECHT Engineering untuk pembuatan kursi kereta sebagai pilot project. DTECHT Engineering akan menyediakan mesin-mesin dan manajemen sedangkan Politenik dan SMK akan menyediakan tenaga desain manufaktur dan operator pengerjaannya.
Diharapkan, kegiatan ini akan menjadi contoh baik dalam kerja sama saling menguntungkan antara dunia industri dan dunia pendidikan, yang berdampak langsung untuk mengurangi nilai impor komponen dan dapat mendukung bisnis PT INKA (Persero). (DAF/rilis)
Comments are closed.