3-3-1 Strategi Human Capital Bank Mandiri Menuju Wholesale Terdepan dan Berkelanjutan
BusinessNews Indonesia -Tak diragukan lagi, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memiliki talenta yang sangat baik. Bukan hanya dikandang, namun sudah teruji ditandang. Ini tak lepas dari sistem pengkaderan human capitalnya yang sudah berjalan dengan sangat baik, yakni melalui strategi 3-3-1. Dengan terus konsisten dan melakukan perbaikan dari berbagai sisinya, Bank Mandiri yakin akan menjadi perbankan wholesale terdepan dan berkelanjutan untuk masa yang akan datang.
“Secara garis besar, strategi 3-3-1 human capital itu masuk dalam ekosistem HC Bank Mandiri. Termasuk juga 12 elemen yang menjadi dasar (backbone) dalam mengimplementasikan strategi itu,” ujar Teszy Mira Ekakusuma selaku VP Talent Analytic saat memaparkan materi presentasinya yang berjudul “Mandiri’s Human Capital Strategy:Towards Digital Transformation” di hadapan dewan juri Human Capital & Performance Award 2021, Jakarta, (01/12/2021).
Strategi 3-3-1 adalah sebuah konsep yang diterapkan untuk mencapai sebuah tujuan melalui tiga strategi dan mandat human capital (HC). Bank Mandiri dalam HC ini bertujuan menjadikan karyawan terlibat dan produktif dalam mendorong pertumbuhan perusahaan, bisnis berkelanjutan dan menciptakan pemimpin-pemimpin baru untuk masa yang akan datang. Inilah strategi 1 dari 3-3-1 itu.
Kemudian strategi yang 3 dari 3-3-1 adalah mencakup tiga hal, yakni akselerasi pemenuhan kapasitas dan peningkatan produktivitas karyawan, peningkatan kapabilitas karyawan, dan karyawan mendalami terkait makna AKHLAK dan Employee Value Proposition (EVP) yang ditetapkan perusahaan.
Selanjutnya, strategi tiga HC lainnya adalah tugas untuk mendukung, mengaktifkan strategi, dan rencana perusahaan kaitannya dengan perseroan Bank Mandiri. Bertugas untuk memberikan pengembangan bakat-bakat terbaik bagi bangsa Indonesia. Terakhir untuk karyawan sendiri, menjadikan karyawan mempunyai pengalaman dan ilmu yang luas, baik untuk kepentingan ketika masih bergabung dengan perseroan ataupun ketika berkiprah di perusahaan lain.
Adapun 12 elemen yang masuk dalam EVP atau backbone perusahaan adalah organitation structure and capacity, recruitment, onboarding, learning & development, performance, reward, talent & succsession, retire & exit, leadership, HC policy & strategi, HC operating model, dan HC technology & people analytic.
Semua strategi itu sangat ditentukan dengan kepemimpinan, nagih, nata dan nuntun. Menuntun sama-sama untuk menuju yang diharapkan bersama.
“Keberhasilan strategi-strategi itu juga sangat ditentukan oleh prinsip kepemimpinan yang selama ini kita jalankan, yakni filosofi dari Nagih, Nata, dan Nuntun. Prinsip kuno khas Jawa ini kita ambil dan berlakukan di Bank Mandiri. Dan sangat terbukti keberhasilannya,” ungkap SVP Human Capital Strategy & Talent Management Steven Agustino Yudiyantho saat memaparkan materi presentasi terkait dengan performa perseroan.
Seorang pemimpin, dalam berbagai tingkatannya, tak diperkenankan hanya menagih kinerja karyawan. Namun Mandirian harus diajak bicara dan berdiskusi terkait dengan permasalahan yang dihadapinya. Juga seorang atasan harus mampu mengajak dan mencontohkan yang terbaik kepada bawahannya agar bekerja sesuai tujuan perusahaan.
Strategi-strategi yang diterapkan itu keberhasilannya bisa dilihat dari kinerja yang dihasilkan. Misalnya dari sisi kredit, di tengah suasana yang masih menantang ini, pada quartal III pertumbuhan kredit meningkat menjadi 7,93% secara YoY menjadi sebesar Rp 533 triliun pada September 2021 pada segmen wholesale. Hal ini utamanya didorong oleh kinerja commercial banking dan corporate banking yang baik. Dan itu erat kaitannya dengan implementasi strategi HC.
Juga kredit korporasi Bank Mandiri tumbuh 5,4% you dari Rp 346,4 triliun menjadi Rp 365,0 triliun pada kuartal ketiga 2021. Kredit ini ditopang oleh kredit ke industri konstruksi infrastruktur naik 67% yoy, telekomunikasi naik 10% yoy, manufaktur tambang naik 38% yoy, energi dan air naik 28% yoy, dan properti -investasi naik 26% yoy. Sedangkan kredit komersial melesat 13,9% yoy menjadi Rp 168,3 triliun dari Rp 147,8 triliun di posisi yang sama tahun lalu. Segmen ini ditopang oleh kredit ke industri sawit dan CPO naik 46% yoy, transportasi dan pengangkutan air 38% yoy, layanan keuangan tumbuh 29%yoy, dan properti -investasi naik 21% yoy.
“Salah satu kekuatan kita berada di platform digital. Kita bisa lihat nilai transaksi ATM & Livin’ selama Q3 2021 mencapai 623 Trilyun. Dan 70 persen lebih nilai transaksi terjadi di Livin,” ujar Direktur Kepatuhan & SDM Agus Dwi Handaya.
Terakhir, ADH, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa apa yang dilakukan Bank Mandiri terkait implementasi strategi Human Capital ini bukan yang terbaik, namun akan terus berusaha belajar dan latihan untuk menjadi yang terbaik.
“Kami bukan yang terbaik, tapi terus berjuang setiap detik, menit dan waktu untuk menjadi yang terbaik. Akan terus berusaha menjadi perusahaan yang bermanfaat bukan hanya bagi Mandirian, namun juga bagi perekonomian Indonesia. Juga akan terus berusaha membawa bendera Indonesia ke kancah Asia dan Dunia,” tuturnya.
Terlebih menurut ADH, Bank Mandiri sejak dari awal terus mempersiapkan generasi-generasi muda sebagai pemimpin-pemimpin masa depan. “Saat ini (2021) persentase top talent milenial (<40 tahun) pada level BOD-1 dan BOD-2 sudah adalah 35 persen. Bahkan yang terlibat dalam produksi aplikasi Livin dan Kopra Mandiri itu 80 persen milenial. Ini menunjukkan proses regenerasi tetap kami lanjutkan,” tutupnya.
Turut hadir juga Votivia Mardinna selaku VP Human Capital Strategy, Pra Ulpa Treeda Br Ritoga sebagai VP Talent Management, Rangga Adi Sucipto selaku VP Human Capital Technology, Virly Hayati selaku VP Management Development, dan Suryo Harsono selaku VP Corporate Governance. (ed.AS/businessnews.co.id).
Comments are closed.