NCC 2024

Keren! Srikandi SIG Gelar Learn and Share Bahas Kesetaraan Gender

Alhamdulillah di SIG, 91 % menyatakan kesetaraan gender telah diterapkan.” Direktur SDM dan Hukum SIG Tina T Kemala Intan.

BusinessNews Indonesia – Dalam mengupas sisi dibalik “kesetaraan” gender, Srikandi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG menggelar Learn and Share bertajuk “Kesetaraan, Makhluk Apa Gerangan?” secara virtual, pada Jumat (26/11).

Acara ini meghadirkan dua pembicara mumpuni di bidangnya, yakni Direktur Eksekutif Yayasan Kalyanamitra Listyowati, Salah Satu Pendiri Aliansi Laki-Laki Baru Nur Hasyim dan seluruh partisipan yang merupakan insan SIG.

Pada hakikatnya, kesetaraan adalah memastikan kaum perempuan dan laki-laki memiliki aksesibilitas terhadap sumber daya, serta dapat berpartisipasi dan terlibat dalam proses pembangunan sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya. Untuk itu, topik ini menjadi penting, terlebih kaitannya dengan implementasi yang terjadi dalam perusahaan.

Dalam paparannya, Listyowati menyebutkan tiga jenis kesetaraan. Pertama, Kesetaraan Formal/Sameness yakni menafikan perbedaan dan kebutuhan biologi sehingga memperlakukan semuanya sama. Kedua, Kesetaraan Proteksionis yakni mengakui adanya perbedaan biologis, namun tidak memerlukan yang sama, lalu menganggap sub ordinasi perempuan sebagai suatu yang alami. Ketiga, Kesetaraan Substantif/Korektif yakni mengakui adanya perbedaan biologis, keragaman dan memastikan kesetaraan hasil.

“Perempuan dan laki-laki harus bersama-sama membebaskan diri dari budaya patriarki karena tidak menciptakan ketidakadilan.” paparnya saat menjelaskan mengenai budaya patriarki.

Di sisi lain, Nur Hasyim juga merespon berbagai isu kesetaraan dalam pekerjaan, misalnya mengenai “lembur” bagi perempuan dan laki-laki. Menurutnya, stigma bahwa perempuan tidak bisa lembur karena khawatir dapat terjadi pelecehan atau kasus lainnya, pada dasarnya merupakan hal yang bisa diatasi apabila sudah ada sistem kebijakan afirmasi yang baik dari perusahaan.

“Itu bisa saja terjadi, jika ada sistem yang menjadi keamanan bagi semua karyawan dari risiko pekerjaan, misalnya pelecehan dan kekerasan,” ujar Nur Hasyim.

Baca Juga : Menuju World Class Human Capital, SIG Lakukan Digitalisasi

Sementara itu, di akhir sesi, Direktur SDM dan Hukum SIG Tina T Kemala Intan juga menyampaikan bahwa diskusi ini harus dilakukan terus menerus guna menambah wawasan insan SIG untuk mengetahui isu-isu saat ini, salah satunya menegnai kesetaraan gender.

“Ini sebaiknya lebih dimasifkan. Pengetahuan ini menjadi penting, bukan hanya dalam konteks bekerja, tapi agar keturunan kita bisa lebih mengerti mengenai konsep kesetaraan itu,” pungkasnya. (EA)

Baca Juga : Gerakan Peduli Lingkungan SIG, #MulaiBerubahDariRumah 2.0, Berhasil Kumpulkan 566 Karya Inspiratif

Comments are closed.