NCC 2024

Lippo Karawaci Beri Tanggapan Terkait Penyitaan Tanah oleh Satgas BLBI

Jakarta, BusinessNews Indonesia Corporate Communications  PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), Danang Kemayang Jati, membantah bahwa lahan yang disita Satgas BLBI adalah milik perseroan.

Pada Jumat (27/8) kemarin, Satgas BLBI melakukan penyitaan dan menyebutkan bahwa terdapat 44 tanah milik Lippo Karawaci. Tanah itu berada di perumahan Lippo Karawaci, Kelapa Dua, Tangerang, Banten dan memiliki luas 251.992 meter persegi.

Untuk diketahui, Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI (Satgas BLBI) menyita aset milik obligor BLBI. Aset tersebut berupa 49 bidang lahan seluas 5.291.200 meter persegi di Medan, Pekanbaru, Tangerang, dan Bogor.

Dalam bantahannya, Danang menyebutkan bahwa lahan yang disebut Satgas merupakan lahan yang sudah dimiliki secara hukum dan dikuasai pemerintah, Depkeu sejak 2001.

“Jadi lahan tersebut sudah bukan lagi milik PT Lippo Karawaci.” Tegasnya, dikutip pada Sabtu pagi (28/8).

Baca juga: Tommy Soeharto Dipanggil Satgas BLBI untuk Selesaikan Utangnya Rp2,6 Triliun

Ia menjelaskan bahwa lahan tersebut telah menjadi milik pemerintah sejak tahun 2001 terkait BLBI yang diambil alih oleh pemerintah, BPPN. Pemberian itu dilakukan pada bulan September 1997 ketika saat itu tengah terjadi krisis moneter.

“Tidak ada satu pun perusahaan Lippo, termasuk Bank Lippo, yang pernah meminta atau mendapatkan sekalipun atau satu sen pun dana BLBI.” Ujarnya.

Meski demikian, ia memastikan bahwa Lippo selalu mendukung pemerintah yang mengonsolidasikan aset-aset tertentu milik Depkeu dan satgas BLBI.

Selain itu, perseroan turut memaklumi bahwa yang dikonsolidasikan juga ada yang terletak di sekitar pemukiman yang disebut Lippo Karawaci.

“Pemberitaan yang seolah-oleh menyebutkan ada penyitaan lahan atau aset yang dikaitkan Lippo sebagai obligor dahulu atau sekarang, adalah sepenuhnya tidak benar. Karena aset itu sudah milik negara sejak 2001.” Tegas Danang. (W/ZA)

Baca juga: Menkeu Sebut Insentif Pajak yang Dimanfaatkan Capai Rp 51,97 triliun

Comments are closed.