NCC 2024

Makin Kompetitif, Ini Strategi Pos Indonesia Tumbuhkan GRC di Tengah Pandemi

“Kita berharap pandemi ini tidak hanya menjadi batasan tetapi menjadi opportunity.”

Jakarta, BusinessNews Indonesia–Sebagai salah satu perusahaan yang telah mengabdi sejak tahun 1746, PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan berbagai terobosan guna mengembangkan visinya menjadi postal operator, penyedia jasa kurir, logistik dan keuangan paling kompetitif. Tentunya, dalam mewujudkannya perlu didorong oleh Governance, Risk and Compliance (GRC) yang mapan agar terciptanya sustainability perusahaan.

“Keterlibatan manajemen itu sangat intens dalam implementasi GCG dan manajemen risiko perusahaan, seperti melakukan pedoman tata kelola, peraturan teknis dan pelaksanaan, internalisasi dan sosialisasi, penerapan dan implementasi sehingga nantinya GCG menjadi budaya perusahaan.” ujar Yoseph Taufiq Hidayat selaku Vice President GRC PT Pos Indonesia dalam penjurian GRC Award 2021 secara virtual, Kamis (24/6).

Dengan penerapan GCG yang baik, Pos Indonesia berhasil memperoleh skor 85,46 dalam assessment GCG oleh BPKP pada tahun 2020 yang dilaksanakan pada bulan Februari s.d. Maret 2021. Apabila dibandingkan dengan skor pada tahun 2018, maka mengalami peningkatan sebanyak 0,74 poin.

Dalam hal manajemen risiko, Pos Indonesia terus melakukan koordinasi dan komunikasi, dimana BOD (Board of Directors) sangat berkepentingan dalam aktivitas manajemen risiko, termasuk di dalam proses manajemen risiko.

Dalam penerapannya, Pos Indonesia menerapkan 3 lines of defense, meliputi first line of defense yang dipegang oleh unit bisnis dan bertanggungjawab dalam identifikasi dan kepemilikan risiko; second line of defense oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko yang bertanggung jawab dalam pengukuran, evaluasi dan pengendalian manajemen risiko; third line of defense yang dipegang oleh audit internal yang bertanggung jawab dalam reviu efikasi manajemen risiko.

“Kita berharap bagaimana manajemen risiko ini menjadi budaya dan tahun ini kami berharap bisa mengukur maturity index level, kemudian mendapatkan sertifikasi ISO 31000:2018,” ujar Joseph.

Adanya disrupsi, menyebabkan Pos Indonesia harus melakukan strategi dalam memitigasi risiko yang muncul. Mitigasi ini dilakukan dalam lima hal, diantaranya, Tech Mitigation, Covid-19 Mitigation, Milenials Disruption Mitigation, Time Changes But People Don’t Mitigation dan Lazy Incumbent Mitigation.

Bukan hanya itu, Pos Indonesia juga terus memberikan inovasi dan bertransformasi dalam proses bisnisnya. Segudang inovasi hadir dan dituangkan dalam berbagai produk digital, diantaranya, Pospay yang merupakan super Apps yang meliputi fasilitas Payment Point Online Bank (PPOB) termasuk pembayaran tagihan layanan publik seperti PDAM, listrik/token, pajak, BPJS Kesehatan & Tenaga Kerja, asuransi, kredit multifinance, pulsa, paket data, telko, e-wallet, dan lain-lain.

Kemudian, PosInstan, yang mengusung tagline “Kirimnya Cepat, Ongkirnya Hemat” memberi garansi pengiriman cepat di dalam kota (city courier). Garansi ini menjadi jaminan bagi konsumen mendapatkan pelayanan maksimal dari Pos Indonesia, dengan jaminan uang kembali. QPosin Aja, sebuah aplikasi milik Pos Indonesia yang dapat mempermudah konsumen untuk melakukan pengiriman barang tanpa harus keluar rumah (via digital).

Baca Juga : Luncurkan Pos Instan, Produk Kiriman Cepat Bergaransi Persembahan Pos Indonesia

Dengan pengimplementasian GRC yang baik serta didukung oleh SDM yang mumpuni yang kini didominasi oleh 50% milenial, ternyata berhasil memberi wajah baru bagi Pos Indonesia untuk semakin inovatif dan kompetitif dalam menghadapi persaingan lokal maupun global. (EA)

Baca Juga : POSPAY Agen : Solusi Layanan Inklusi Finansial ke Setiap Desa di Indonesia

Event ini diselenggarakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia yang bekerjasama dengan didukung oleh para pakar dan professional bidang GCG, Strategic Management, Finance, Banking, Insurance, CT, Riset & Inovasi serta Dewan Juri GRC & Performance Excellence Award 2021, serta dukungan dari beberapa perusahaan konsultan GCG dan Manajemen Risiko serta Manajemen Kepatuhan.

Hadir sebagai dewan juri dalam acara ini diantaranya, Dr. Pandu Patriadi, SE, MBA, MH (Chairman of Indonesian Multidisiplinary Doctoral Forum (FDM-I), Dr. Ir. Ashwin Sasongko, MSc (Head of ICT at National Research Council / DRN-Dewan Riset Indonesia Head of Research Center for ICT Public & Business Policy, Telkom University) Dr. Pandu Patriadi, SE, MBA, MH (Chairman of Indonesian Multidisiplinary Doctoral Forum (FDM-I), Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc (Secretary, Dewan Riset Nasional), Dr. Eddy Iskandar, B.Eng, MSc (CEO CPM Consulting). (EA)

Comments are closed.