NCC 2024

Unilever Akan Perluas Investasi di KEK Sei Mangkei Rp 2,5 triliun

Jakarta, BusinessNews Indonesia PT Unilever Oleochemical Indonesia akan investasinya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara sebesar Rp 2,5 triliun.

Dikutip dari Republika (8/6), investasi itu berpeluang membuka sedikitnya 600 tenaga kerja langsung dan 6.000 lebih tenaga kerja tidak langsung.

”Kami tengah berencana melakukan ekspansi Marvel 2. Yaitu perluasan oleochemical produk dan produk dengan nilai tambah lebih yakni soap noodles dan surfaktan melalui inovasi teknologi. Nilai investasinya Rp 2,5 triliun.” kata Arif Hudaya, Direktur Keuangan PT Unilever Indonesia, dikutip pada Selasa (8/6).

Baca juga: Go Global, Pertamina Dampingi UMK Binaan Ekspor Produk ke Berbagai Belahan Dunia

Perluasan investasi itu akan menghasilkan produk split fatty acid, distilled fatty acid, soap noodles, specialty surfactants dan pharma grade glycerin. Split fatty Acid sendiri merupakan produk utama untuk diekspor ke India (Hindustan Unilever Ltd).

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, pun menyambut baik rencana PT Unilever Oleochemical Indonesia tersebut. Ia turut menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan insentif berupa tax holiday pada investasi baru seperti yang dilakukan Unilever di KEK Sei Mangkei.

Bagai informasi, sejak 2013 hingga 2020, Unilever telah menanamkan investasi mencapai Rp 2,5 triliun. Portofolio produknya meliputi asam lemak (fatty acid), gliserin, soap noodles, dan dove noodles. Unilever juga melakukan investasi lanjutan Marvel 1 sebesar Rp 300 miliar pada 2021, yang secara fisik sudah berjalan hingga 92,5 persen.

Baca juga: Kemenperin Dukung Sepeda Lokal asal Bandung ke Kancah Internasional

Ketika terealisasi tambahan investasi baru senilai Rp 2,5 triliun, total investasi Unilever di KEK Sei Mangkei mencapai Rp 5,3 triliun.

Hingga saat ini, investasi Unilever di KEK Sei Mangkei memberikan dampak ekonomi cukup luas. Hal itu terlihat dari penambahan ekspor mencapai hampir 300 juta dolar AS dari Indonesia, sehingga menjadi 800 juta dolar AS per tahun. Selain itu, turut menyerap 430 tenaga kerja langsung dan 2.000 lebih tenaga kerja tidak langsung. (W/ZA)

Comments are closed.