Pefindo Tegaskan Peringkat Tertinggi (idAAA) untuk Pegadaian

BusinessNews IndoesiaPT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk PT Pegadaian (Persero). Peringkat ini juga diperuntukkan obligasi perusahaan yang masih beredar dengan prospek stabil.

Mengutip Kontan.id, Pefindo turut menegaskan peringkat idAAA(sy) untuk Medium Term Notes (MTN) Syariah Mudharabah I Tahun 2018 dan Sukuk Mudharabah I Tahun 2020.

“Pada saat yang sama, Pefindo juga menetapkan peringkat idA1+ untuk rencana penerbitan Surat Berharga Komersial I Tahun 2021 dengan nilai maksimum Rp 200 miliar,” kata Pefindo, Senin (31/5).

Baca juga: BRI Gelar Program Vaksinasi Gotong Royong untuk Karyawan dan Keluarganya

Sebagaimana yang diketahui, Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo. Dengan komitmen keuangan jangka panjangnya superior dibandingkan obligor lain.

Adapun Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAAA(sy) adalah instrumen dengan peringkat paling tinggi dan kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan emiten lain adalah superior.

Peringkat tersebut mencerminkan fungsi strategis Pegadaian dalam memberikan jasa gadai kepada segmen kecil dan menengah, posisi bisnis yang superior pada bisnis jasa usaha gadai, permodalan yang sangat kuat, dan posisi likuiditas dan fleksibilitas finansial yang sangat baik.

Disebutkan juga bahwa peringkat tersebut dibatasi oleh eksposur terhadap volatilitas harga emas. Peringkat dapat diturunkan apabila terdapat penurunan dukungan dari pemerintah. Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan jika kualitas aset dan profitabilitas memburuk secara signifikan.

Baca juga: PLN Mulai Masuki Pasar Internet Lewat ICON+

Pefindo juga memperkirakan, Pegadaian dapat mengendalikan dampak Covid-19 terhadap profil kredit perusahaan karena aktivitas gadai berisiko rendah. Mengingat, sebagian barang jaminan berupa emas, dan berapa di penyimpanan Pegadaian.

Terlebih, usaha gadai berkontribusi sekitar 70% dari total portofolio pembiayaan. Risiko kerugian dari penjualan barang jaminan juga rendah karena harga emas terus meningkat sejak awal penyebaran Covid-19. (Ed.ZA)

Comments are closed.