NCC 2024

Keuangan PT Timah Tbk (TINS) Membaik di Kuartal I-2021

BusinessNews Indonesia Pada kuartal I-2021, kinerja keuangan PT Timah Tbk (TINS) mulai membaik. Perusahaan berhasil mencatatkan laba dari yang sebelumnya rugi.

Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2021 TINS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun. Angka itu sebenarnya turun jauh sekitar 45% ketimbang kuartal I-2020 sebesar Rp 4,4 triliun. Meski demikian, PT Timah justru berhasil membukukan laba operasi sebesar Rp 131 miliar atau naik signifikan dibandingkan kuartal I-2020 yang minus sebesar Rp 434 miliar.

Keberhasilan PT Timah dalam mengefektifkan manajemen biaya juga berdampak pada laba bersih perusahaan sebesar Rp 10 miliar. Meski tak besar, namun torehan itu berbanding terbalik dengan kuartal I-2020, perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 413 miliar.

Mengutip detik, profitabilitas PT Timah terus membaik yang nampak dari Gross Profit Margin (GPM) sebesar 13,21% dan Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,42%. Adapun likuiditas TINS masih sehat dengan Current Ratio sebesar 128,57%. Solvabilitas TINS juga menunjukkan perbaikan dimana Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 123,19%.

Kinerja dari anak perusahaan TINS juga mulai tumbuh sesuai ekspektasi, di antaranya batu bara dan nikel.

“TINS memiliki batubara yang berkalori tinggi dan diminati pasar. Dengan harga batubara yang relatif stabil, dan diharapkan tingkat produksi di level 500K ton – 750K ton pada tahun 2021 akan berdampak positif terhadap kinerja finansial Perseroan,” ujar Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar dalam keterangan tertulis, Jumat (7/5/2021).

Baca juga: Bos BCA Menyebut 90 Persen Produk E-Commerce Hasil Impor

Sumber daya dan cadangan timah offshore merupakan aset strategis untuk menjaga keberlangsungan bisnis pertimahan yang dilakoni TINS. Sebagai informasi, cadangan timah per akhir tahun 2020 tercatat sebesar 282.312 ton yang 94% diantaranya berlokasi di offshore, sedangkan sumber daya timah tercatat sebesar 823.420 ton dengan komposisi offshore sebesar 51%.

Di samping timah sebagai bisnis utamanya, TINS mulai memoles performa bisnis penambangan batu bara yang beroperasi di Kalimantan Selatan dengan lahan IUP seluas 9.721 Ha dan berkadar Gross Air Received (GAR) 6.200 Kcal/Kg. Ditambah pamor nikel yang makin membaik membuat TINS lebih intensif menggarap penambangan nikelnya yang berlokasi di Sulawesi Tenggara dengan luas IUP sebesar 300 Ha. (Ed.ZA)

Baca juga: PLN Tingkatkan Keandalan Listrik Pulau Jawa

Comments are closed.