Pupuk Kaltim resmikan IPAL Domestik di Kampung Aren Bontang yang Ramah Disabilitas
BusinessNews Indonesia –PT Pupuk Kaltim yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, meresmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik, yang dibangun untuk mendukung pengembangan potensi Program Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas.
Pembangunan proyek ini bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda di RT.11 Kelurahan Api-Api, Bontang Utara, kemarin.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, (18/09/2020) mengatakan untuk IPAL domestik, Pupuk Kaltim mengalokasikan anggaran senilai Rp182,45 juta, di luar biaya yang ditanggung KLHK.
Rahmad mengatakan hal itu merupakan bentuk keseriusan Pupuk Kaltim sebagai anak usaha BUMN Pupuk Indonesia terhadap pemberdayaan masyarakat, melihat perkembangan Inbis Permata Bunda sebagai salah satu binaan perusahaan, mampu memaksimalkan potensi penyandang disabilitas yang lebih produktif dan mandiri dengan penciptaan lapangan usaha di berbagai sektor.
“Hal ini yang kita kembangkan pada Program Kampung Aren, sehingga pemberdayaan dan kemandirian ekonomi masyarakat tercipta melalui lingkungan yang produktif,” kata Rahmad.
Pengembangan Kampung Aren sebagai area inklusi untuk mengoptimalkan potensi penyandang disabilitas bersama masyarakat sekitar, diharapkan mampu mewujudkan kawasan ramah lingkungan melalui pemberdayaan ekonomi mandiri dengan berbagai peningkatan secara bertahap.
Manager CSR Pupuk Kaltim Fakhri Husaini mengatakan pembangunan IPAL ditujukan agar pengelolaan air buang yang berpotensi mencemari Sungai Api-Api di area Kampung Aren dapat ditekan dan dimanfaatkan ulang untuk kebutuhan harian seperti penyiraman berbagai jenis bibit dan tanaman yang kini dikembangkan Inbis bersama masyarakat sekitar.
“Saat ini IPAL baru dimanfaatkan oleh Inbis, namun ke depannya akan difungsikan sebagai IPAL komunal dengan melibatkan warga Kampung Aren,” jelasnya.
Inisiasi IPAL dimulai sejak 2019 lantaran limbah domestik non-toilet (greywater) dari aktivitas Inbis yang mencapai 1,65 meter kubik per hari yang dikhawatirkan memberi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat jika dibiarkan. Kondisi tersebut juga dinilai berpotensi menghambat pengembangan program lingkungan pada 10 titik emas sesuai roadmap Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas.
Konsep IPAL tak sekadar sebagai lokasi pengolahan air buang, namun didukung keberadaan taman di sekitar area agar kawasan lebih hijau dan jauh dari kesan penampungan limbah.
Pupuk Kaltim juga memfasilitasi beberapa tenaga ahli dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang untuk desain IPAL dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda untuk kajian pengurangan dampak pencemaran air sungai dan optimalisasi pengelolaan IPAL.
Setelah 20 hari masa uji coba, IPAL domestik ini mampu mengolah 33 meter kubik limbah grey water dan hasil olahan digunakan untuk menyiram tanaman di area Inbis dengan nilai penghematan Rp154 ribu, dengan asumsi harga air rata-rata Rp4.672 per meter kubik.
“Setelah menjadi IPAL komunal, 245 warga di Kampung Aren juga dipastikan menerima manfaat. Apalagi air olahan IPAL sudah lolos uji sampel laboratorium dan aman untuk tanaman,” tambah Fakhri.
Sementara itu Pimpinan Inbis Permata Bunda Anggi V Goenadi optimis gagasan Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas mampu mewujudkan 10 tujuan yang ditetapkan.
Terlebih dengan berbagai pengembangan yang dilakukan, masyarakat sekitar yang awalnya terkesan acuh dan memandang sebelah mata penyandang disabilitas, kini mampu berkolaborasi untuk kehidupan serta penataan lingkungan menuju kemandirian ekonomi yang jauh lebih baik.
“Kini masyarakat Kampung Aren sudah sangat terbuka dan antusias menjalankan berbagai program bersama teman-teman di Inbis. Ini perkembangan yang luar biasa, sehingga target besar Kampung Aren sebagai kawasan inklusi dan ramah disabilitas bisa diraih bersama,” pungkas Anggi. (ed.AS/businessnews.co.id/antara)
Comments are closed.