Transformasi PT Bank Mandiri: Tata Kelola dan Manajemen Risiko Terintegrasi
BusinessNews Indonesia – Dalam rangka penanaman budaya Governance, Risk, dan Compliance (GRC), PT Bank Mandiri fokus tingkatkan tata kelola dan manajemen risiko yang terintegrasi. Hal ini disampaikan oleh tim presentator Bank Mandiri dalam penjurian Governance, Risk, dan Compliance (GRC) and Performance Exellence Award 2020 secara online pada Jumat, 24/07/20.
Event ini diselenggarakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia yang bekerjasama dengan CEO Forum, serta didukung oleh para pakar dan professional bidang GCG, Strategic Management, Finance, Banking, Insurance, CT, Riset & Inovasi serta Dewan Juri GRC & Performance Excellence Award 2020, serta dukungan dari beberapa perusahaan konsultan GCG dan Manajemen Risiko serta Manajemen Kepatuhan.
Direktur Kepatuhan dan SDM PT Bank Mandiri Agus Dwi Handayana memaparkan 4 prinsip perusahaan yang terdiri dari keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility) dan independensi (independency).
Pertama Transparency, prinsip ini guna mengungkapkan visi, misi, dan strategi, serta kondisi keuangan melalui Anual report, website, dan RUPS. Kedua Accountability, yakni tanggung jawab perusahaan yang jelas, check & balance system. Ketiga Responsibility, merupakan tanggung Jawab perusahaan kepada regulator dan tanggung jawab sosial (PKBL). Keempat independency, yakniBank mengambil keputusan secara objektif dan memperhatikan four eye principle.
Agus juga mengungkapkan tiga aspek governance dalam framework tata kelola perusahaan.
“Penilaian penerapan tata kelola dilakukan secara komprehensif dan terstruktur yang diintegrasikan menjadi 3 (tiga) aspek governance yaitu governance structure, governance process, dan governance outcome, sebagai suatu proses yang berkesinambungan,” ungkapnya.
Sementara dalam hal manajemen risiko, bank yang merupakan peleburan dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia tahun 1999 ini menerapkan empat pilar.
“Four Pillars of Risk Management di Bank Mandiri ini, pertama pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris. Kedua kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Ketiga proses penerapan manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko. Keempat kecukupan sistem pengendalian intern,” ungkap Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin.
Bank Mandiri juga menerapkan Enterprise Risk Management (ERM) yang menekankan pengelolaan risiko pada operasional sehari-hari serta pengelolaan modal (untuk unexpected loss) dengan dukungan penerapan/tools best practices.
Bank yang memiliki beberapa anak perusahaan seperti PT Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri Europe Ltd, PT Bank Mandiri Taspen Pos, PT AXA Mandiri Financial Services, PT Mandiri Capital Indonesia, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT Mandiri Tunas Finance, PT Mandiri International Remittance dan masih banyak lagi ini menerapkan Three Lines of Defense (Risk Owner, Oversight Function, dan Independent Assurance) dalam manajemen risiko terintegrasi.
Selian itu, transformasi proses manajemen risiko jangka panjang di tubuh Bank Mandiri dilakukan secara end-to-end untuk mencapai pertumbuhan yang sehat dengan kualitas terjaga. Penggunaan ‘Mandiri Pintar’ (mobile apps) untuk processing kredit micro productive secara instan dapat diakses di mana saja dan dilengkapi mitigasi risiko. Lalu Managing IT & Fraud Risk guna Memastikan pengembangan sistem telah menerapkan manajemen risiko yang robust dan adaptive serta melakukan perbaikan manajemen fraud.
Adapun hasil yang dicapai oleh Bank Mandiri akhir tahun 2019 lalu menunjukkan laba bersih konsolidasi meningkat 9,9% mencapai Rp27,5 triliun dan mampu mempertahankan tingkat kesehatan bank pada peringkat komposit 1 (satu). Berbagai penghargaan juga didapatkan di bidang invesment grade, business, corporate governance, human capital dan teknologi.
Saat ini, dalam penanganan mitigasi Covid-19, Bank ini juga memperhatikan beberapa hal yang meliputi asset quality, business growth, operation dan liquidity.
Hadir sebagai dewan juri dalam acara ini diantaranya, Dr. Dewi Hanggraeni, SE, MBA, CA, CACP (Deputy Chairperson of the Indonesian Risk Professional Association), Dr. Eddy Iskandar, B.Eng, MSc (CEO CPM Consulting), Ir. Irnanda Laksanawan, MSc Eng, (MBA), PhD (Chairman for GRC & Performance Excellence Award 2020), Alan Yazid, BB, MBA (Working Group Governance Risk and Compliance member for Banking Industry, OJK), Dr. Ir. Ashwin Sasongko, MSc (Head of ICT at National Research Council / DRN-Dewan Riset Indonesia), Ir. Taufik Hakim, Msc (Risk Management and Compliance Director at PT Bank Banten Indonesia Tbk), (ZA)
Comments are closed.