NCC 2024

Komitmen Terapkan GRC, Performance PERURI Kian Mendunia

BusinessNews Indonesia –Melalui pelbagai inovasi dan komitmennya yang kuat terhadap penerapan Governance, Risk, dan Compliance (GRC), performance Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) kini sudah mendunia. Bahkan pabrik percetakan uangnya menjadi yang terbesar di dunia, dengan kapasitasnya 12,4 milliar bilyet pertahunnya.

“Kini Peruri sudah menjadi perusahaan bertaraf internasional. Bukan hanya karena kapasitas produksinya yang terbesar sedunia, namun juga dari sisi kualitas produksi (kehalusan), penerapan GRC yang ketat, dan tingkat human capital (HC) terbaik menjadikan performace Peruri diakui dunia,” ujar Head of Risk Management Peruri David B. Situmeang saat presentasi pada Penjurian GRC and Performance  Excellence Award 2020 yang diselenggarakan Majalah BusinessNews Indonesia melalui Zoom di Jakarta, (16/07/2020).

Dengan kualitas dan standar terbaik yang dimiliki perusahaan, kini Peruri diapresiasi dan dipercayai dunia untuk menggunakan jasanya. Seperti untuk mencetak uang kertas Peru, Pita Cukai Nepal, Pita Cukai Pakistan, Paspor Sri Lanka, Prangko Nepal dan Prangko Filipina.

Kinerja terbaik itu tak lepas dari penerapan GRC yang ketat pada perusahaan, sebagaimana hukum yang berlaku. Juga didukung oleh manajemen yang terus menekankan agar terwujudnya culture GCG. Misalnya dari sisi risk.

“Saat ini kita masih dalam tahap defined dalam penerapan enterprise risk management (ERM), kedepan (2022) kita usahakan ERM ini terkoordinasi dalam semua lini bisnisnya. Hingga pada saatnya nanti (2024) ESM akan terintegrasi dalam seluruh aktivitas bisnisnya, menjadi budaya dalam setiap pengambilan keputusan kebijakan bisnis yang dijalankan perusahaan,” ujarnya.

Melalui serangkaian kebijakan itu, maka wajar bila skor key performance indicators (KPI) Peruri meloncat dari 87,41 di tahun 2018 menjadi 115,90 di tahun 2019. Risk Management Maturity Level-nya naik dari 2,96 (2018) ke 3,083 (2019).

Begitupun dengan revenue-nya naik dari 3,196 triliun (2018) ke 3,884 triliunpada 2019. Demikian juga total assetnya tumbuh dari 5, 055 triliun (2018) menjadi 6,065 triliun pada 2019.

Namun untuk kedepannya, Peruri sadar, tak bisa selalu berada pada base business yang saat ini dijalankannya saja, (mencetak uang kertas dan logam, kertas berharga non-uang, dan logam non-uang), karena lambat atau cepat pasti akan terus berubah. Melainkan beralih ke bisnis digital di era 4.0 adalah jalan yang tepat.

Kini bidang bisnis baru yang sedang dan akan difokuskan Peruri yang berkaitan dengan digital adalah Peruri Code; termasuk di dalamnya: Secure 2D Code, Secure Quick Response Code (SQRC), Nano ID, RFID, Near Field Communication (NFC), dan Internet of Things (IoT); Peruri Sign: Perisai, Peruri Tera, E-KYC, dan Meterai Elektronik; dan Peruri Trust: Certificate Authority (Electronic Certificate), Track and Trace,  Government Solution, dan Document Management.

“Kita sadar bahwa tantangan sekarang dan ke depan adalah susahnya menjual produk. Maka dari itu, visi ke depan (Peruri) bukan hanya membuat uang cetak dan kertas berharga lainnya, tapi juga ke bisnis scurity yang berbasis teknologi digital,” tegasnya. (.AS/businessnews.co.id)

Comments are closed.