Terapkan Pelbagai Inovasi, Implementasi GCG Perum Bulog Dinilai Sangat Baik
BusinessNews Indonesia – Selama 2 tahun terakhir tak terdengar lagi stock beras nasional mengalami kekurangan. Ini karena Perum Bulog di bawah pimpinan Budi Waseso (Buas) selalu ketat dan terarah dalam mengimplementasikan Governance, Risk, dan Compliance (GCG). Selain itu juga karena Bulog terus berinovasi dalam menjalankan proses bisnisnya.
Menurut Direktur Keungan Bulog Triyana mengatakan bahwa Bulog tidak seperti dulu, kini sistem bisnis dan kualitas produknya semakin membaik. Hal ini karena ditopang juga dari sisi penerapan GCG-nya.
“Bulog kini sudah lebih modern. Dijamin tak ada lagi kasus beras kutuan, rusak, dan tak berkualitas. Sebab kita sudah menerapkan digital warehousing (pergudangan). Sehingga kondisi dan statistik pergudangan terpantau secara real time,” ujarnya dalam pemaparan penjurian GRC Award 2020 yang diselenggarakan Majalah BisnisNews Indonesia melalui zoom di Jakarta, (23/06/2020).
Dari sisi inovasi digital warehousing ini, Bulog bekerjasama dengan perusahaan logistik pelat merah, PT BGR yang memang dikenal dengan digital warehousingnya yang number one.
Untuk lebih memaksimalkan fungsi komersialnya, Perum Bulog sejak pertengahan 2019 telah meluncurkan e-commerce iPangananDotcom. Bisnis ritel melalui sistem online ini mampu menjangkau lebih luas masyarakat Indonesia. Selain itu, tentu saja penjualannya lebih cepat dan terkontrol. Misalnya, penjualan beras premium saja sejak Agustus sampe akhir tahun 2019 sudah terjual sebanyak 250 ton, atau meningkat sekitar 35 persen.
Inovasi ketiga yang sudah dilakukan Bulog adalah Digitalisasi Big Data. Mengenai implementasi ini Triyana mengatakan bahwa penyimpangan-penyimpangan yang sudah biasa dilakukan oleh karyawan itu secara otomatis distop, kalaupun masih diakali akan mudah diketahui dengan cepat.
“Mulai 2019 Perum BULOG secara bertahap terus menyempurnakan pengimplementasian ERP. Karena dengan ERP ini seluruh kegiatan Perusahaan yang ada di seluruh wilayah Indonesia dapat dimonitor secara realtime online. Selain itu juga bisa meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang ada di lapangan,” terangnya.
Untuk memuluskan penerapan sistem GRC yang ada di perusahaan, Bulog secara ketat memberlakukan Kebijakan Internal seperti Peraturan Direksi (PD) dan Prosedur Operasi Standar (SOP) yang mengatur tatakelola perusahaan secara bersih dan transparan di berbagai level proses bisnis utama dan pendukung. Bahkan implementasi kebijakan itu diawasi oleh Internal Audit & Organ Dewan Pengawas (Komite Audit di bidang Kpatuhan & GCG).
Maka wajar bila hasil penilaian assessment penerapan GCG terus mengalamai peningkatan. Tahun 2019 ini mendapuk kualitas ‘Sangat Baik’, atau dengan skor 89,92 persen, naik dari tahun 2018 dengan angka 89,77 persen. Dari sisi penilaian asesmen Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) pun mengalami peningkatan, yakni dengan skor 410,25 (2019) dari 392,75 (2018). Begitupun dari sisi tingkat kepatuhan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) meningkat drastis pada 97,95 persen pada bulan Maret 2019.
Sebab itu, untuk terus mendukung meningkatkan kerja dan kualitas produk Bulog, Triyana mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan mengonsumsi beras Bulog.
“Agar kinerja Bulog terus meningkat, mari bapak-bapak dan Ibu (kepada dewan juri) dan seluruh masyarakat Indonesia mengonsumsi beras Bulog. Jangan beras dari luar Bulog, karena itu akan terus memperbesar pelaku kartel. Saat ini beras Bulog sangat berkualitas, kalau bapak-bapak beli dan makan dirasa tidak berkualitas, komplain kami, dan kami ganti 10 kali lipat,” tegasnya. (AS/bussnews.id)
Comments are closed.