Per Desember 2018, Aset BNI Syariah Tumbuh Mencapai Rp 41,05 Triliun
Bussnews.id –Aset BNI Syariah dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang sangat positif. Pada triwulan ke IV tahun 2018, aset BNI Syariah mencapai mencapai Rp41,05 Triliun atau tumbuh sebesar 17,88% dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yakni 35 triliun.
“Pertumbuhan ini merupakan bukan semata-mata kinerja tim yang sangat memuaskan bagi direksi, tapi juga karena Allah Yang Maha Rahman Rahim sangat membantu dan meridhai dalam setiap langkah bisnis kita,” ujar Direktur Utama Abdullah Firman Wibowo dalam pemaparan Kinerja BNI Syariah Triwulan IV di kantor pusatnya, Jakarta, (14/02).
Dari sisi marketshare, BNI Syariah dibanding perbankan syariah secara umum terus tumbuh walau melambat. Desember tahun 2018 berada di posisi 8,85 persen, sebelumnya (2017) di periode yang sama 8,21 persen. Sedangkan bank syariah secara umum berada di 91,15 persen.
Begitupun dari sisi laba bersih, per Desember 2018, mencapai Rp416,08 miliar atau naik 35,67 persen dibanding tahun 2017 hanya 307 miliar. Abdullah Firman Wibowo mengungkapkan bahwa kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan Fee Based, dan rasio dana murah yang optimal.
Sisi bisnis khususnya penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp 35,50 Triliun atau tumbuh 20,82% dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari 3 juta. Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah (Giro dan Tabungan) yang mencapai 55,82%. Komposisi dana murah ini juga meningkat jika dibanding tahun sebelumnya (5160%).
Firman Wibowo juga memaparkan peningkatan top five dari program kinerja BNI Syariah baik dari fee base maupun sales volume. 5 teratas fee base BNI Syariah saat ini yakni dari Pembiayaan Supply Chain (Rp3,5 T), Transaksi Valas (Rp 2,6 T), E-Channel (Hasanah Card) (Rp 497 M), Kerjasama Keagenan SCO (Rp 465,1 M), dan Setoran Dana Haji (Rp 119,1 M).
Sedangkan top 5 dari sisi kontribusi Fee Based adalah sebagai berikut: E-Channe (E-Banking) Rp.60,7), Pendampingan SLA (Rp 22,4 M), E-Channel (Hasanah Card) (Rp7,5M, Cash Management (Ro 5,9 M), dan Remittance (Rp4,9M).
Penyaluran Dana BNI Syariah
Dari sisi penyaluran dana, BNI Syariah telah menyalurkan Pembiayaan sebesar Rp28,30 Triliun atau naik 19,93%. Komposisi Pembiayaan tahun 2018 disumbang oleh segmen Konsumer sebesar Rp 13,92 Triliun (49,17%), diikuti segmen Komersial Rp700 Triliun (24,74%), segmen industri Kecil dan Menengah sebesar Rp5.97 Triliun (21,09%), segmen Mikro Rp 1,08 Triliun (3,82%), dan Hasanah Card Rp332.69 Miliar (1,18%). Dalam menyalurkan pembiayaan BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, dimana pada tahun 2018 berhasil menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) dibawah 3% yaitu sebesar 2,93%.
Pencapaian tersebut merupakan wujud nyata kepercayaan masyarakat terhadap BNI Syariah juga hasil kinerja dan doa seluruh insan hasanah yang terus berkarya untuk BNI Syarnah. Hal ini ditunjang oleh komitmen BNI Syariah untuk memberikan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi syariah, salah satunya dengan berperan aktif dalam pengembangan halal ecosystem.
Menurut Direktur Kepatuhan dan Risiko Tribuana Tunggadewi menegaskan bahwa yang dimaksud dengan halal ecosystem ini tidak terbatas pada haji umrah atau wakaf saja, tetapi meliputi semua bisnis BNI Syariah.
Islamic Fashion, Halal Food, Haji & Umrah, Tourism, dan edication serta ZISWAF itu termasuk Halal Leisure Economi saja. Sedangkan yang dimaksud dengan halal ecosystem itu ya seluruh bisnis yang dijalanakan BNI Syariah, termasuk infrastruktur, hotel, dan lain sebgainya. Yang terpenting halal atau sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip syariah,” tegasnya saat bussnews mewawancarainya selepas acara pemaparan kinerja BNI Syariah Triwulan IV berlangsung. (AS)
Comments are closed.