PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, bukan lagi jago kandang. Kini lokomotif dan kereta INKA sudah menyelusuri rel-rel di sejumlah negara Asia, ke depan di negara-negara Afrika serta Amerika Latin. Nama INKA sudah dikenal di Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Bangladesh, Sri Lanka, Senegal, Kamerun dan Kosta Rika. Sebelumnya meski masih “kecil-kecilan” INKA juga sudah mengekspor produknya ke Australia.
Sukses menggarap pasar luar negeri tak melenakan INKA. Ada sebuah mimpi yang ingin dikejar INKA: Membuat Kereta Cepat Merah Putih. Artinya, membuat kereta cepat yang didesain oleh putra-putri Indonesia, dengan kandungan komponen lokal lebih dari 50 persen. Kereta cepat tersebut prototype –nya ditargetkan dapat terwujud pada tahun 2025.
Baca Juga : Kereta INKA Menjelajah Dunia
Budi Noviantoro optimistis putra-putri Indonesia mampu melakukannya. Letak perbedaan kereta cepat dengan yang sudah ada adalah pada motor dan sistem pengeremannya. Kalau dari sisi control system kereta Jabodetabek pesanan PT KAI yang sedang dikerjakan oleh INKA lebih canggih,, karena sudah dapat dioperasikan tanpa masinis.
Namun untuk mewujudkan mimpi tersebut INKA harus memiliki alat pengetesan untuk bogie, traksi dan propulsi. Menurut Budi Noviantoro, sudah mendukung dan akan memberikan alokasi dari anggaran untuk pengadaan alat-alat pengetesan tersebut.
Budi Noviantoro yakin sinergi di antara BUMN yang ada di Indonesia mampu untuk mewujudkan mimpi tersebut. Pindad akan mampu memasok motor dan sistem pengereman, Barata dapat memasok bogie dan Dirgantara Indonesia dapat mendesai car body . “PT Dirgantara Indonesia akan siap membantu. Mereka sudah berpengalaman membuat bodi pesawat, pasti bisa membuat bodi kereta cepat.”
Sementara untuk propulsinya INKA dapat menggandeng perguruan-perguruan tinggi semisal UI, ITB, UGM, ITS dan lain-lainnya untuk melakukan riset dan menciptakan sistem propulsi yang bisa disematkan ke kereta cepat.
Selain mencoba menggapai mimpi tersebut, INKA terus melakukan inovasi untuk menelurkan moda transportasi lain. Saat ini INKA tengah menggarap trem berpenggerak energi baterai, memakai wireless charging system . “Kalau semuanya lancar akhir September sudah dapat diuji coba,” jelas Budi Noviantoro.
Inovasi lainnya, adalah membuat lori listrik yang dapat dioperasikan di lokasi pertambangan yang sulit dijangkau oleh kereta api dan truk karena tingginya tanjakan dan sempitnya lengkungan. Lori listrik ini akan dapat dioperasikan di medan-medan yang sulit dan mampu membawa beban 1.200 ton sekali tarik. Ke depan lori ini akan disempurnakan agar dapat menggunakan energi yang bersumber dari baterai. (Sukatna Panca Miharja)
Comments are closed.