Ikuti Penjurian GRC Award 2021, CIMB Niaga Ketat Terapkan GRC dalam Seluruh Lini Bisnisnya
BusinessNews Indonesia –PT Bank CIMB Niaga Tbk ketika mengikuti Penjurian GRC Award 2021 memaparkan bagaimana selama ini menjalankan proses bisnisnya dengan menerapkan Governance, Risk and Compliance (GRC) secara ketat dan teratur di seluruh lininya. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
Penjurian ini dihadiri hampir oleh seluruh direksi dan komisaris yang mewakili. Ini menunjukkan keseriusan dan pentingnya penerapan GRC dalam sebuah perusahaan, terlebih perbankan.
Mereka yang hadir via Zoom di antaranya ada Komisaris Independen Jeffrey Kairupan, Direktur Kepatuhan, Corporate Affairs & Hukum Fransiska Oei, Direktur Manajemen Risiko Vera Handajani, Direktur Strategi, Keuangan & SPAPM Lee Kai Kwong, Direktur Operasional & Teknologi Informasi Tjioe Mei Tjuen, Chief Audit Executive Antonius Gunadi, Chief Human Resources Officer Joni Raini, Head of Strategy, Investor Relation & Partnership Saut Parulian Saragih, Head of Good Corporate Governance & Sustainability Lina, dan Corporate Affairs Head Susiana Tanto.
“Bagi kami GRC ini sangat penting. Sebab sangat menentukan berjalan dengan baiknya proses bisnis, termasuk sustainability-nya (keberlanjutan),” terang Fransiska Oei kepada Dewan Juri, Jakarta, Selasa petang, (29/06/2021).
Dalam proses penjurian yang berjalan dengan asyik dan cair itu, Fransiska membeberkan bagaimana strategi-strategi dan inovasi-inovasi yang diterapkan bank yang berpusat di Negeri Jiran itu dalam memastikan dan memajukan bisnisnya.
Apa yang dilakukan itu, semua tak lepas dari bagaimana visinya “Menjadi Perusahaan ASEAN yang Terkemuka”. Adapun jangka pendek dan menengahnya terpacu dengan misinya yang hendak “Menyediakan layanan perbankan universal di Indonesia secara terpadu sebagai perusahaan dengan kinerja unggul di kawasan ASEAN dan kawasan utama lainnya, serta mendukung percepatan integrasi ASEAN dan menghubungkannya dengan kawasan lain”.
Maka dari itu, Fransiska mengatakan kalau pihaknya tak bisa bekerja sendiri-sendi dalam mewujudkan visi dan misi itu. “Kami tak bisa menjalankan sendiri-sendiri. Sebab kami dari berbagai divisi ini tak lain merupakan satu kesatuan yang harus berjalan bersama. Urusan tata kelola perusahaan yang baik, menangani risiko yang timbul, dan mengurusi kepatuhan, semua harus kolaborasi. Sehingga dengan bersama-sama (lengkap) segala persoalan dan tujuan yang dicita-citakan akan tercapai dengan baik dan lebih baik,” ungkapnya.
Misalnya dalam strategi penerapan tata kelola perusahaan, CIMB Niaga merujuk pada POJK No. 55/POJK.03/2016 & POJK No. 21/POJK.04/2015 di mana kelengkapan dan komposisi organisasi tata kelola sesuai kebutuhan Bank, independensi dan peraturan terkini, struktur organisasi Bank yang mendukung GRC, contohnya ada khusus mengurusi RCU (Risk Control Unit) pada setiap unit dan GCG & Sustainability. Juga konsisten dalam penetapan strategi Bank yang sesuai dengan Visi dan Misi Bank. Tentu struktur-struktur lainnya juga berpengaruh.
Dengan struktur yang baik melalui proses yang ketat dan terarah, misalnya dengan standar KPI risiko & kepatuhan, whistleblowing system yang ditangani oleh pihak independen, dan sistem ReCom untuk memastikan pemenuhan komitmen kepada regulator berjalan dengan baik, maka diharpkan (outcame-nya) adanya keterbukaan informasi bagi stakeholders: Website tata kelola & IR, laporan tahunan yang berkualitas, laporan Keberlanjutan dengan Comprehensive Option – GRI.
“Pada laporan keterbukaan informasi publik kita pada 2020 lalu berjumlah 114 kali,” ungkap Fransiska sambil mengungkapkan kebanggaannya atas hasil evaluasi kinerja (self assessment) Direksi dan Audit Komite yang melebihi ekspektasi. Hasil evaluasi kinerja (self assessment) Dewan Komisaris & Komite yang sangat baik. Juga kinerja usaha yang tambah baik & berkelanjutan.
Lebih lanjut Fransiska mengungkapkan kalau strategi itu dalam implementasi menerapkan prinsip-prinsip yang sudah baku, yang disebutnya TARIF. Yakni singkatan dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran & kesetaraan.
“Untuk yang katagori terakhir ini misalnya perusahaan sudah mengimplementasikan diversifikasi gender dan mempekerjakan karyawan disable, juga yang lainnya,” terangnya.
Penerapan Manajemen Risiko
CIMB Niaga termasuk perbankan yang sangat ketat bahkan berlapis-lapis dalam menerapkan manajemen risiko juga kepatuhannya. Terlebih dari sisi teknologinya.
“Dalam proses menjalankan manajemen risiko, kita ketat menerapkan langkah-langkahnya. Mulai dari mengidentifikasi, menganalisis, mengontrol dan memonitor, sampai pada tindakan,” Vera Handajani di depan dewan juri yang hadir. Antara lain Dr. Dewi Hanggraeni, SE, MBA, CA, CACP., Dr. Eddy Iskandar, B.Eng, MSc, Alan Yazid, BB, MBA, Sitta Rosdaniah ST MSc PhD., dan yang lainnya.
Misalnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, Vera mengungkapkan bahwa pihaknya sudah jauh-jauh hari menerapkan RMC (Risk Management Control). Misalnya dalam menghadapi risiko operasional, sudah mengaktifkan Crisis Management Team (CMT) untuk menentukan cara kerja dan operasional bank. Menghadapi risiko pasar, CIMB Niaga melakukan pemantauan ketat posisi treasury termasuk stress testing. Risiko likuiditas melakukan pemantauan posisi likuiditas secara harian termasuk stress testing.
“Termasuk juga dalam menghadapi risiko kredit. CIMB Niga aktif mengelola new booking & protokol penarikan kredit disesuaikan dengan kebijakan terkini. Pemantauan kualitas aset (early warning, kapasitas collection, dan kinerja setelah restrukturisasi). Juga melakukan manajemen portofolio, seperti stress test, dan review dokumentasi legal,” terangnya.
“Jadi GRC ini menjadi andalan kami dalam membantu menghadapi krisis, seperti saat ini,” tegas Vera.
Inovasi dan Terobosan TI Dukung GRC
Sudah dipastikan, penerapan digitalisasi disebuah perusahaan merupakan salah satu tolak ukur apakah perusahaan itu survive dan maju atau tidak. Terlebih di saat masa pandemi Covid-19 ini. Di mana menjaga jarak, tak berkerumun, mengurangi mobilisasi menjadi suatu kewajiban yang harus diterapkan. Lantas bisnis yang masih menerapkan pola konvensional atau tradisional, dipastikan tak akan hidup lebih lama. Sebaliknya yang sudah menerapkan digitalisasi akan survive dan berkembang pesat.
Inilah yang diterapkan CIMB Niaga, sebuah perusahaan bank swasta nasional rangking dua dari sisi aset, yakni sebesar 273 triliun per Maret 2021. Bank dengan total kredit 173 triliun itu sudah jauh-jauh hari menerapkan digital dalam proses bisnisnya.
BAca juga: Melalui OCTO Mobile, CIMB Niaga Permudah Nasabah Akses Produk Perbankan
“Kami sudah lama terus kampanye mendorong masyarakat (nasabah) untuk menggunakan kanal digital dalam mengakses layanan CIMB Niaga. Misalnya menggunakan Octo Mobile, Octo Clicks, BizChannel@CIMB, dan yang lainnya,” ujar Tjioe Mei Tjuen dalam presentasinya.
Dia juga menjelaskan bahwa sudah sedari jauh-jauh hari di internal bank menerapkan digitalisasi dalam mempercepat dan efisiensi waktu kerja. Misalnya menerapkan aplikasi (tools) digital untuk tenaga marketing (OctoSmart), virtual training untuk staf internal, menerapkan alur kerja digital dan RPA, mencari solusi berbasis internet untuk HR dan procurement dan lain-lainnya.
Baca juga: OCTO Mobile Permudah Nasabah CIMB Niaga Akses Produk Perbankan
“Termasuk juga melakukan terobosan dalam digitalisasi proses internal TI, optimalisasi biaya TI, dan membangun infrastruktur TI yang kuat dan aman. Misalnya infrastruktur TI yang mendukung staf kami dalam bekerja dari rumah (Work From Home),” tegasnya.
Transaksi Meningkat di OCTO Mobile
Konsistensi CIMB Niaga dalam menghadirkan inovasi tersebut, berkontribusi meningkatkan transaksi melalui OCTO Mobile. Per 31 Desember 2020, jumlah transaksi finansial yang diproses di OCTO Mobile meningkat 50% secara tahunan. Adapun jumlah pengguna yang dilayani mencapai 2,4 juta.
Tahun ini, OCTO Mobile terus mengembangkan fitur-fitur baru melengkapi layanan yang telah tersedia sebelumnya. Antara lain, fitur pembelian asuransi yang memudahkan nasabah untuk membeli produk-produk bancassurance dari aplikasi digital banking. Produk asuransi yang telah tersedia yaitu asuransi jiwa, kesehatan, perjalanan, pencurian, hingga perampokan.
CIMB Niaga juga menyempurnakan fitur Travel Concierge sehingga nasabah dapat memilih sumber dana Rekening Tabungan, Rekening Ponsel, atau Kartu Kredit. Nasabah yang membeli tiket pesawat pada periode 1 April hingga 30 Juni 2021 dengan nilai transaksi minimum Rp1 juta berkesempatan mendapatkan cashback saldo Rekening Ponsel sebesar Rp150 ribu.
Baca juga: CIMB Niaga Luncurkan Cross Currency Swap IndONIA dan SOFR Pertama di Indonesia
CIMB Niaga berharap, dengan kapabilitas dan fitur yang semakin lengkap, OCTO Mobile diharapkan menjadi solusi bagi nasabah agar tetap dapat melakukan transaksi perbankan dan finansial secara sehat, aman, dan nyaman dari mana saja dan kapan saja. Hal ini juga sejalan dengan upaya CIMB Niaga untuk memberikan customer experience yang positif di setiap channel layanan sehingga kepuasan dan loyalitas nasabah terus terjaga. (businessnes.co.id/ed.AS).
Comments are closed.