Pemerintah Terus Undang Investor Asing untuk Garap Kendaraan Listrik di Indonesia
BusinessNews Indonesia – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa pemerintah terus mengundang berbagai investor global, mulai Tesla hingga Volkswagen (VW) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Ia turut menerangkan bahwa kini Indonesia telah mendapat lampu hijau mengenai rencana investasi dari dua perusahaan global untuk industri baterai terintegrasi. Perusahaan tersebut yaitu Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dengan nilai investasi hingga 5,2 miliar dolar AS. Lalu ada LG Chem dari Negeri Ginseng Korea Selatan dengan nilai investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS. Sisanya, masih dalam proses komunikasi.
“BASF dalam proses komunikasi, Tesla dalam proses komunikasi. kemudian juga VW itu juga dalam proses komunikasi,” kata dia, dikutip dari Republika, (4/3).
Seperti diketahui, Tesla adalah perusahaan kendaraan listrik dari Amerika Serikat, VW adalah pabrikan otomotif dari Jerman dan BASF merupakan perusahaan kimia dari negara yang sama dengan VW. Berdasarkan data BKPM, BASF diajak bergabung dan nantinya akan menggarap industri prekursor dan katoda yang digunakan dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.
Baca juga: ADPMET Minta Kesejahteraan Masyarakat di Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan Diutamakan
Guna menarik minat investor, kata dia, pemerintah terus memperbaiki dan mengurus semua perizinannya. Selain itu, para investor pun diiming-imingi dengan insentif fiskal mulai dari tax holiday hingga kemudahan impor barang modal dan bahan baku.
“Jadi sekarang investor masuk datang ke BKPM yang menyangkut dengan industri strategis kita akan kasih insentif fiskal, kita kasih tax holiday, kita kasih masterlist, kita urus perizinannya. Silakan investor bawa modal, bawa teknologi, sebagian pasar bawa, nanti perizinannya nanti pemerintah lewat BKPM akan mengurus,” ungkapnya.
Meskipun memberikan berbagai kemudahan, namun ia menegaskan bahwa pemerintah tetap mengutamakan kepentingan nasional dengan mensyaratkan untuk melibatkan perusahaan nasional dalam proses investasi tersebut.
Hal tersebut dilakukan karena pemerintah tidak ingin pengalaman kelam di Freeport terulang kembali. Karena, ketika awal mula pembangunan Freeport pada tahun 1970an lalu, negara tidak ikut ambil bagian secara maksimal.
“Nah contoh kayak LG. LG ini kita ikutkan adalah BUMN-BUMN kita seperti Antam, MIND ID, Pertamina dan PLN ikut bersama-sama dalam tim di LG. Jadi mereka gabung itu. Begitupun CATL, kita ingin semuanya dapat dan harus menggandeng pengusaha nasional di daerah dan UMKM,” terangnya.
Baca juga: Bangga Beli Produk Lokal, Mendag Lutfi: Brand Lokal akan Jadi Primadona di Mal-Mal
Bahlil turut mengatakan bahwasanya investasi yang masuk harus berkualitas dengan memberikan dampak pemerataan ekonomi bagi daerah di mana investasi itu hadir.
“Karena pikiran kita sebuah investasi yang masuk akan memberikan pertumbuhan ekonomi daerah tetapi juga pemerataan pertumbuhan dan ikut besar bersama-sama itu terwujud. Itulah esensi daripada satu investasi yang berkualitas,” pungkasnya. (W/ZA)
Baca juga: Tegas! Transjakarta Akan Tindak Pengendara Nakal yang Terobos Jalur Busway
Comments are closed.