Menuju Performa yang Unggul, BPJS Ketenagakerjaan Maksimalkan Digitalizing Human Capital Management
BusinessNews Indonesia – Tahun depan BPJS Ketenagakerjaan menargetkan menjadi badan penyelenggara jaminan sosial kebanggaan bangsa. Tahun ini, performa yang unggul pun menjadi tugas yang wajib dilewati oleh BPJS Ketenagakerjaan. Untuk menuju performa yang unggul (prominent performance), bpjamsostek ini memaksimalkan manajemen digitalisasi Human capital. Hal ini disampaikan oleh tim presentasi BPJS Ketenagakerjaan pada Jumat (23/10) dalam acara penjurian virtual Digital Marketing & Human Capital (DMHC) Award 2020.
Acara dengan dengan tema ‘’Transforming Human Capital Value through Digital Marketing’’ ini diselenggarakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia yang bekerjasama dengan IMA (Indonesia Marketing Association) dan FHCI (Forum Human Capital Indonesia). Serta didukung oleh para pakar dan professional di bidang Digital Marketing, Human Capital, ICT, Riset & Inovasi, yang tergabung di dalam Dewan Juri Digital Marketing & Human Capital Awards 2020. Selain itu. acara ini juga didukung oleh beberapa perusahaan konsultan Digital Marketing, Manajemen, dan Human Capital.
Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Naufal Mahfudz menyebut, saat ini staff BPJS Ketenagakerjaan dengan total 6211 karyawa didominasi oleh generasi milenial.
“Generasi milenial sendiri mencapai 68%, sementara gen-x 24%, gen-z 6%, dan boomer 2%,” terang Naufal.
Dari latarbelakang itu, BPJS Ketenagakerjaan sadar akan pentingnya platform digital. Tentu untuk mencapai visi sebagai badan penyelenggara jaminan sosial yang ungguk dalam operasional dan pelayanan, BPJS memiliki semangat social media for the win.
“Sosial media (facebook, instagram, twitter, dan youtube) kami memang didesain untuk memberikan pelayanan dan informasi kepada khalayak. Selain itu juga ada aplikasi-aplikasi pendukung pelayanan,” imbuh Naufal.
Aplikasi-aplikasi yang memudahkan pelayanan pun beragam, seprti SiPP Online, eKlaim, e-registrasi, EPS, dan RSTC.
Selain itu, sosial media dan aplikasi-aplikasi pembantu merupakan media yang sesuai target peserta, yakni usia produktif.
Naufal mencontohkan pemanfaatan media saat rekrutmen anggota pada tahun 2019. Saat itu, BPJS Ketenagakerjaan menggerakkan hastag #CalonPekerjaSadarBPJSTK.
“Tahun 2019 penggunaan sosial media sangatlah tepat. Saat itu jumlah pelamar kurang lebih mencapai 38 ribu pelamar. Karena memanfaatkan media sosial sebagai media branding, maka proses sosialisasi massif kepada masyarakat tanpa biaya, dan ini mendukung strategi institusi untuk aggresive growth,” paparnya.
Sementara peningkatan human capital, BPJS Ketenagakerjaan menyiapkan pola leadership development journey. Konsep ini terdiri dari kelas basic, intermediate, dan advanced. Kelas itu pun melalui tahapan pre-program, in class dan post program.
Selain itu, korporasi pun menyiapkan program scholarship untuk para staffnya.
“Beberapa beasiswa kami tawarkan baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini untuk menunjang peningkatan human capital,” imbuhnya.
Selama pandemi, BPJS juga tetap melakukan pengembangan kualitas SDM-nya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya digital distance learning yang efektif untuk kegiatan jarak jauh.
Prinsip yang diyakini oleh BPJS Ketenagakerjaan terkait hubungan erat digital marketing dan human capital, ditampilkan dalam conclusion presentasi. Bahwa seiring berkembangnya zaman, akan diikutu dengan semakin berkembangnya dan semakij kompleksnya persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat yang bagus temtang organisasi tentu menjadi keunggulan tersendiri.
“Digital marketing meningkatkan perceived quality yang diterima oleh masyarakat. Di lain pihak, high quality of human capital akan mendukung kualitas maupun konten penggunaan digital marketing. Kombinasi dari ke-3 hal tersebut, akan menghasilkan high performance organization,” pungkasnya.
Dari presentasi tersebut, para juri mengapresiasi atas kinerja dan pencapaian yang semakin meningjat oleh BPJS Ketenagakerjaan. Tak heran dari tahun 2017 hingga 2020 ini, berbagai penghargaan telah didapatkan, baik level nasional maupun Asia.
Hadir dalam penjurian ini beberapa juri seperti Dr. Dewi Hanggraeni, SE, MBA, CA, CACP (Lecturer at Faculty of Economics and Business, University of Indonesia), Sofyan Rohidi, MM (Executive Director of Forum Human Capital Indonesia), dan Dr. Eddy Iskandar, B.Eng, MSc (CEO CPM Consulting). (ZA)
Comments are closed.