Menilik Peluang Investasi di Tengah Eskalasi Geopolitik yang Meningkat
JAKARTA, businessnews.co.id – Eskalasi geopolitik dunia terpantau terus semakin meningkat, khususnya di kawasan timur tengah antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas. Melansir Al Jazeera, setidaknya sebanyak 2.000 warga sipil dari kedua belah pihak dinyatakan meninggal dunia.
Eskalasi geopolitik yang meningkat di kawasan tersebut pun menimbulkan berbagai dampak bagi perekonomian dunia. Secara global, harga minyak dunia terus terkerek imbas dari ketegangan antara Israel dan Hamas yang berlangsung sejak Sabtu (7/2).
Dilansir Reuters Rabu (11/2), harga minyak dunia dengan jenis Brent naik tipis sebesar 12 sen menjadi US$87,77 per-barel pada pukul 00.09 GMT. Sementara untuk jenis west texas intermediate (WTI), komoditas ini menguat 3 sen menjadi sebesar US$86,00 per barel.
Meskipun jumlah produksi minyak mentah yang berasal dari Israel terhitung minim, pelaku pasar mewaspadai intensitas geopolitik yang meningkat ini dapat mengganggu kelancaran pasokan minyak mentah secara luas dari kawasan timur tengah.
Tidak hanya komoditas dunia yang berpotensi terdampak oleh fenomena geopolitik yang memanas antara Israel dan Palestina, sejumlah produk investasi di Tanah Air pun berpeluang terdampak dari peristiwa tersebut, tak terkecuali bagi produk-produk di pasar modal Indonesia.
Pengamat pasar modal Hans Kwee menyebutkan, meningkatnya komoditas energi seperti minyak dunia berdampak pula terhadap emiten-emiten yang bergerak di sektor energi.
“Biasanya kalau saya lihat kalau minyak naik kan positif ya, Medco dan beberapa yang terkait minyak itu naik,” katanya dikutip Rabu (11/11).
Pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia Selasa (10/11), sejumlah saham dari emiten di sektor energi pun terpantau menguat. Misalnya seperti ADRO yang melompat hingga sebesar 2%, ataupun MEDC dengan kenaikannya sebesar 1,69%.
Lebih lanjut, prospek kenaikan harga saham bagi emiten sektor energi di tengah eskalasi geopolitik dunia yang meningkat ini pun turut memberikan peluang pertumbuhan bagi instrumen reksa dana berbasis saham. Khususnya reksa dana saham dengan portofolio emiten energi.
Comments are closed.