BusinessNews Indonesia- Kementerian Perindustrian mengakselerasi penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai inisiatif strategi dan menjadi agenda nasional, dengan salah satu tujuannya merevitalisasi sektor manufaktur nasional melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0. Upaya transformasi digital ini diyakini membuat industri semakin efisien dan berkualitas sehingga bisa lebih berdaya saing global.
“Oleh karena itu, kami fokus melaksanakan berbagai program prioritas yang terdapat dalam roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi, Senin (5/12).
Kepala BSKJI menjelaskan, program Making Indonesia 4.0 telah dijalankan sejak tahun 2018 sebagai strategi transformasi industri 4.0. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri nasional, serta membantu memudahkan industri dalam meningkatkan efisiensi dan bisnis perusahaan.
“Proses transformasi industri 4.0 juga sangat membantu perusahaan industri dalam menyesuaikan dan menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19, baik dalam pengaturan proses kerja maupun terkait SDM,” paparnya.
Doddy menyatakan, pentingnya dukungan para pihak dalam mempercepat transformasi digital. Sinergi dan kolaborasi antar pihak merupakan kunci dalam implementasi industri 4.0. Selain itu, transformasi industri 4.0 dinilai menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku industri dan mempercepat pemulihan industri nasional saat ini.
“Di sinilah pentingnya kita untuk melakukan akselerasi Journey Transformasi Industri 4.0 ini. Seperti kita ketahui dampak positif transformasi industri 4.0 di beberapa perusahaan manufaktur telah mampu menurunkan konsumsi energi mencapai 4-40 persen, peningkatan produktivitas 5-22 persen, serta penurunan cost production 3-78 persen,” ungkaopnya.
Gelaran Conference Industry 4.0 merupakan wahana agar dapat mengakselerasi transformasi digital. “Diharapkan sharing knowledge melalui conference industry 4.0 dapat terjadi antar industri dalam perkembangan industri 4.0 dan pengalaman dalam tantangan dan implementasi teknologi industri 4.0 di perusahaan untuk menunjang bisnis perusahaan,” jelas Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri BSKJI Kemenperin, Heru Kustanto pada acara Conference Industry 4.0 di Jakarta.
Kegiatan yang dilaksanakan secara online dan offline ini menghadirkan narasumber dari enam perusahaan yang berasal dari industri kimia, otomotif, minuman, elektronik, dan BUMN. Perusahaan tersebut antara lain PT Supernova Flexible Packaging, PT Tirta Investama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Sat Nusapersada Tbk, PT AISIN Indonesia Automotive dan PT Amerta Indah Otsuka.
Journey Transformasi Industri 4.0 dijalankan oleh Tim Industri 4.0. “Tim bertanggung jawab kepada Steering Committee (BOD), dengan dikoordinir oleh Manufacturing Director. Tim Industri 4.0 kemudian diformalkan dan terdiri dari member yang berasal dari seluruh departemen,” tutur David Riman selaku Manufacturing Director dari PT Supernova Flexible Packaging
Lanjut David, dampak positif transformasi industri 4.0 di Supernova, antara lain dengan automation terdapat basis data digital sehingga banyak proses di shopfloor yang tersimplifikasi karena proses-proses validasi, perhitungan, pencatatan manual yang menjadi hilang digantikan dengan data digital.
Kemudian, data real time mesin-mesin yang berjalanpun akan secara otomatis terpantau dan secara aktif memberikan notifikasi apabila ada hal yang di luar toleransi atau standar. “Dari total 128 unit mesin-mesin produksi sejak tahun 2019 sampai dengan kuartal III tahun 2022, sebanyak 52 persen telah terintegrasi dengan dashboard Supernova dan tercatat di dalam Big Data Server,” imbuhnya.
Sementara itu, di PT Waskita Karya, salah satu journey transformasi industri 4.0 menggunakan model digital construction sehingga terjadi end-to-end integration. “Proses Digital Construction diawali dengan pemodelan 3D yang didapat dari pemodelan menggunakan Building Information Modelling (BIM) tools dan Digital Survey seperti lidar, laserscan dan fotogrametri,” ungkap AS Wisnu, SVP IT and Digital Divison PT Waskita Karya.
Model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien dengan produktifitas serta akurasi yang tinggi memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/ timbunan, progress pekerjaan, analisis, AI, data VR dan 3D printing.
“Dampak positif dari digital survey dan integrated BIM antara lain memudahkan survei di area yang sulit, belum bebas dan rawan kejahatan atau sosial, mengurangi waktu pembuatan metode kerja hingga 86 persen, mempercepat waktu perhitungan volume pekerjaan hingga 50 persen, mempercepat koordinasi dan pengambilan keputusan hingga 50 persen, dan meningkatkan klaim atas pekerjaan yang tidak dapat dilihat pada gambar 2D,” sebut Wisnu.
Sedangkan, PT Amerta Indah Otsuka memulai journey tranformasi industry 4.0 pada April 2019 dengan membentuk Tim IoT yang melibatkan seluruh departemen, dengan memulai AIO IOT di lini produksi, digitalisasi utility, maintenance utility, hingga EMS dan Smart Maintenance di tahun 2022.
“Selain itu kami juga melakukan digital people transformation project dengan basis competency acquisition, shape future competency dan talent ecosystem”, kata Wheny Utomo, Head of Plant & IIOT 4.0 PT Amerta Indah Otsuka. Dampak positif dari project ini berupa increase efficiency process dan speed up recovery time for problem solving.
Journey Transformasi yang dilakukan di PT Tirta Investama dibagi kedalam 3 tahapan yaitu: pengembangan Aqua Integrated Reporting System (AIRS) yang dimulai sejak tahun 2013, lalu dilanjutkan pengembangan Aqua Digital Operation Platform (ADOP) yang dimulai tahun 2018 dan Advance Digital Operation Platform (ADOP E2E Operation) yang akan mulai dikembangkan tahun 2025. “Kami juga memiliki pengembangan kompetensi digital mindset karyawan berupa: building capabilities, empowering to work in new ways, converting day-to-day tools a digital upgrade, dan communicate changes”, jelas Joshua F Nugroho, Digital Operation Business Support Manager PT Tirta Investama.
Selanjutnya, PT AISIN mengembangkan AISIN BISA (AISIN Business Integrated System AIIA) dalam proses transformasi industrinya. “AISIN memiliki 25 sistem aplikasi yang terintegrasi. Dengan smart system AISIN BISA, kita dapat memantau dan mengontrol kegiatan produksi di AISIN.
“AISIN BISA adalah sistem asli yang dibuat dari tahun 2015 oleh AISIN secara mandiri,” kata Anet Reza Andrian Production Head PT AISIN Indonesia. Salah satu aplikasi yang dikembangkan adalah traceability system untuk melakukan traceability produk dari mulai supplier hingga customer. Dampak positif adanya aplikasi ini berupa mempercepat pendataan produk secara akurat sebesar 99,9 persen dan menghindari biaya yang tidak perlu sebesar 87 persen.
Sebagai perusahaan dengan bisnis assembly dimana salah satunya assembly smartphone dengan beberapa brand multinasional, PT Sat Nusapersada yang berlokasi di Batam melakukan transfromasi industri 4.0 diantaranya dengan mengembangkan robotics Automation yang memiliki divisi R & D inhouse. “Terdapat 255 automation project yang dikembangkan sendiri oleh internal Tim Sat Nusapersada,” jelas Bidin Yusuf, Direktur Operasional PT Sat Nusapersada. (red)
Comments are closed.