ID FOOD Pamerkan Potensi Bisnis dalam Ajang WJIS 2022
Jakarta, Businessnews Indonesia – BUMN Holding Pangan ID FOOD terus berkomitmen untuk mewujudkan ekosistem pangan terintegrasi, salah satunya melalui skema pengembangan bisnis dan investasi pangan di Jawa Barat, sinergi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Indonesia, di perhelatan West Java Investment Summit (WJIS) 2022, Bandung yang berlangsung 5 – 6 Oktober 2022.
Penguatan sektor pangan lokal Jawa Barat memiliki potensi pengembangan usaha bagi ID FOOD sebagai solusi antisipasi krisis pangan melalui investasi pangan, diantaranya di sektor gula melalui skema revitalisasi Pabrik Gula Subang berkapasitas sekitar 4.000 TCD yang dikelola Anak Usaha PT PG Rajawali II.
“Pabrik gula ini akan membuka peluang pengembangan usaha tebu di Jawa Barat sekaligus solusi ketersediaan pangan gula memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelas Febriyanto, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha Holding Pangan ID FOOD. (6/10/2022)
Potensi pengembangan bisnis lainnya di sektor pertanian adalah
perkuat lahan pertanian Sukamandi yang dikelola Anggota holding PT Sang Hyang Seri dengan total luas 3.156 ha melalui konsep pertanian industri berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, permodalan, organisasi dan manajemen modern.
Selain sektor Pertanian, ID FOOD Group turut memiliki skema pengembangan usaha di sektor Peternakan, yakni perunggasan yang terintegrasi dengan lini usaha hatchery, feedmill, dan hen house.
“Pengembangan usaha sektor ini ditargetkan mampu memenuhi permintaan daging ayam di wilayah Jawa Barat,” terang Febriyanto.
Menurutnya, BUMN holding pangan ID FOOD memiliki keunggulan yang dapat dilakukan kolaborasi untuk pengembangan usaha dan investasi pangan sebagai upaya penguatan ekosistem pangan di Jawa Barat di berbagai sektor, ada sektor pertanian, peternakan dan potensi lainnya terdapat juga potensi pengembangan usaha sektor Perikanan di wilayah Jawa Barat melalui optimalisasi pabrik pakan ikan dan udang.
“Potensi pengembangan usaha pangan ID FOOD memiliki keunggulan memperluas ekosistem pangan terintegrasi dengan menjaga keseimbangan hulu hilir pangan,” kata Febriyanto.
“Di hulu ada Pertanian, Peternakan dan Perikanan melibatkan petani, peternak dan nelayan, di hilir ada perdagangan melibatkan UMKM dan pelaku usaha pangan,” katanya lagi. (Mr/Pressrelease)
Comments are closed.