BusinessNews Indonesia – PT Hutama Karya (Persero) atau HK berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan hingga kuartal ketiga 2024, dengan laba bersih mencapai Rp844 miliar. Laba ini tumbuh tajam sebesar 2.412,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sejalan dengan peningkatan pendapatan perusahaan yang mencapai Rp20,29 triliun atau naik 9,73 persen secara tahunan. Total aset BUMN konstruksi ini pun meningkat pesat menjadi Rp188,95 triliun, tumbuh 34,14 persen dari tahun sebelumnya.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan HK, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa peningkatan ini didorong oleh kemajuan dalam pembangunan proyek strategis nasional (PSN), termasuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), proyek-proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), serta proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang memberikan kontribusi signifikan.
“Sampai dengan kuartal-III 2024, proyek-proyek BUMN masih mendominasi perolehan kontrak baru Hutama Karya dengan kontribusi 69,78 persen, disusul oleh Proyek Pemerintah sebesar 25,23 persen, dan Proyek Swasta sebesar 4,99 persen,” kata Adjib dalam keterangan resminya pada Kamis (14/11/2024).
Pada periode yang sama, HK berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp24,05 triliun, yang meningkat 15,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kontrak baru ini didominasi oleh proyek jalan dan jembatan yang berkontribusi sebesar 79,9 persen, diikuti proyek infrastruktur air sebesar 11,31 persen, sektor pergudangan 4,44 persen, dan sarana prasarana perhubungan 4,34 persen. Sejumlah proyek besar pun telah diselesaikan tahun ini, seperti PLTGU Tambak Lorok di Semarang dan Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino di Jambi.
Dalam hal ekuitas, HK mencatat peningkatan signifikan sebesar Rp136,07 triliun, naik 58,39 persen, didukung oleh Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima pada akhir 2023 sebesar Rp28,88 triliun dan Rp18,6 triliun pada April 2024. Selain itu, liabilitas perusahaan turun sebesar 3,78 persen menjadi Rp52,88 triliun, berkat pembayaran sebagian utang dari JTTS melalui mekanisme daur ulang aset (asset recycling) yang dilakukan pada akhir Juni 2023.
“Ekuitas perusahaan yang meningkat signifikan ini masih didorong oleh dua faktor utama yakni penerimaan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp28,88 triliun pada akhir tahun 2023 dan Rp18,6 triliun pada April 2024, serta pencatatan laba bersih pada kuartal III-2024 dengan peningkatan signifikan dari periode yang sama pada tahun lalu,” ujarnya.
Comments are closed.