Alan Yazid Jelaskan Cara Terapkan Kerangka GRC dan ESG Unggul
businessnews.co.id – Terdapat dua masalah utama dalam Governance, Risk and Compliance (GRC) yaitu kesalahan pengelolaan dan penyalahgunaan aset. Adanya Business Judgement Rule (BJR) dapat menjadi tolak ukur kerugian dan keuntungan yang terjadi selaras dengan apa yang akan dilakukan. BJR ada dalam perlindungan terhadap hal tersebut dengan syarat pemangku kepentingan melaksanakan kegiatan dengan itikad baik. Harus adanya harmonisasi dari niat, kata dan perbuatan yang selaras dengan kunci yang cukup sulit dijalankan yaitu konsisten.
Risk yang ada dalam GRC menjadi suatu kecerdasan sistem dalam melakukan pemetaan secara dinamis dan berkesinambungan terhadap seluruh risiko yang dihadapi organisasi, termasuk risiko keuangan, risiko operasional, risiko IT dan siber, risiko lingkungan dan iklim serta risiko sosial budaya dan risiko lainnya.
“Adanya risk management kini bukan hanya untuk perlindungan, namun juga sudah berkembang menjadi value creation dengan memanfaatkan big data yaitu data yang dikumpulkan dari nasabah, dari supplier, dan lainnya. Risk itu akan selalu ada, hanya bagaimana kita bisa mengatasi dan menanggapinya”, ungkap Alan Yazid selaku Ketua Indonesia Risk Professional Association di acara workshop dan seminar terkait Implementasi GRC & ESG Mendukung Business Judgement Rule UU BUMN & UU PT di Hotel Hyatt Regency, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (17/10/2024).
Kemudian Alan menambahkan, untuk mengejar pertumbuhan GRC harus adanya check and balance. Sehingga harus dihitung manfaat dan kerugiannya. GRC dalam Governance yang dimaksud adalah Good Corporate Governance (GCG) sebagai struktur, Risk sebagai profil untuk resiko, dan Compliance sebagai bentuk sosial dan kebudayaan.
Enviromental, Social, and Governance (ESG) adalah kegiatan yang mengedepankan konsep pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan, sesuai dengan prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola. Pada tahap selanjutnya, penerapan GRC sebagai suatu sistem mengalami tuntutan untuk bermetamorfosis dengan cepat menjadi ESGRC (Enviromental, Social, Governance, Risk and Compliance)
“Orang Jepang memiliki budaya malu dan paham akan risiko, maka dari itu pengelolaan mereka dalam penekanan korupsi lebih baik daripada Indonesia bahkan Eropa. Banyaknya informasi yang membuat miss information (adanya informasi yang memang salah dan ada yang sengaja dibuat salah) demi menjatuhkan, akibat persaingan bisnis yang jauh semakin ketat”, kata Alan.
Selalu ada perubahan dalam dunia ini, namun terkadang seseorang selalu masuk ke dalam masalah. Padahal, masalah dan perubahan itu dapat dilihat dari orang atau pengalaman lain tanpa perlu dialami oleh diri sendiri. Perubahan adalah aspek pertama yang harus dipahami karena berhubungan dengan keberadaan dan dinamika risiko yang melekat pada organisasi.
Selain itu, Alan menjelaskan bahwa ada beberapa aspek penting lain yang harus dipahami dalam konteks memahami risiko yaitu VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) yang berarti volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas. VUCA yang berkembang terus menjadi semakin rumit, dari VUCA, TUNA, lalu BANI. Aspek bernama TUNA (Turbulence, Uncertain, Novel, Ambiguous) yang penting untuk pendekatan dalam dunia bisnis, yang kini telah berkembang dan akan terus berkembang. Terdapat dampak dari ekonomi, lingkungan, geopolitik, sosial, dan teknologi untuk bisnis kedepannya.
Adanya isu terkait ESG karena cuaca ekstrim, iklim dan lingkungan yang ada di dunia. Maka dari itu, perlu dipikirkan cara untuk menanganinya. AI dari negara besar, sering memberikan informasi yang salah ke negara tetangga dalam rangka untuk bersaing, mendapatkan bahan baku murah dan lain sebagainya yang dapat menguntungkan negara.
“Risk Appetite adalah tingkat risiko yang diambil oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan strategisnya dan ada aspek materialitas dalam konteks kerugian negara merujuk pada sejauh mana kesalahan dalam pengelolaan sumber daya yang berdampak pada keuangan negara”, tutup Alan.
Comments are closed.