The Fed Diprediksi Tahan Kenaikan Suku Bunga
JAKARTA, businessnews.co.id – Dalam pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) berikutnya pada 19-20 September mendatang, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed) diprediksi akan menahan laju kenaikan suku bunga acuan pada level 5,5%.
“Sepertinya probabilitas (kenaikan suku bunga) pada September ini masih sangat kecil. Kalau lihat dari ekspektasi pasar, di atas 90% probabilitas suku bunga tetap di 5,5%,” ungkap ekonom Rully Wisnubroto Selasa (12/4).
Wisnu menjelaskan, bank sentral AS akan berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait suku bunga pasca pandemi COVID-19. Terlebih kebijakan mengerek suku bunga secara agresif ini sebelumnya telah dilakukan the Fed sejak awal tahun 2022 lalu.
Jika suku bunga terus dikerek secara agresif oleh the Fed, maka dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi AS secara luas. Dalam hal ini Wisnu menyebutkan, sejumlah data ekonomi seperti inflasi dan lapangan pekerjaan akan menjadi dasar pertimbangan the Fed dalam menetapkan kebijakan suku bunganya di bulan September 2023.
Di sisi lain, keputusan the Fed untuk tidak mengerek suku bunga pada level yang lebih tinggi dapat mendatangkan sederet dampak positif. Di Tanah Air, kebijakan suku bunga the Fed yang bersifat dovish, atau cenderung menjaga suku bunga rendah, dapat mendorong geliat investasi.
Ketika suku bunga deposito dan instrumen keuangan yang lebih aman memberikan tingkat pengembalian yang rendah, investor tentu akan beralih ke instrumen investasi lain yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, misalnya seperti saham dan obligasi korporasi.
Sebagai salah satu produk investasi, reksa dana dapat menjadi pilihan bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi di tengah katalis positif dari kebijakan the Fed yang diprediksi akan menahan kenaikan tingkat suku bunga acuan pada level yang lebih tinggi.
Reksa dana merupakan produk investasi yang mengumpulkan dana dari investor untuk dikelola oleh manajer investasi secara optimal dan profesional. Nantinya, dana tersebut ditempatkan ke berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, pasar uang, dan lainnya.
Comments are closed.