Fitch Ratings Pertahankan Peringkat Kredit RI BBB
JAKARTA, businessnews.co.id – Lembaga pemeringkat rating global, Fitch Ratings mempertahankan kredit Indonesia pada predikat ‘BBB’ dengan outlook perekonomian yang stabil. Afirmasi positif ini turut dicerminkan oleh capaian positif sederet kinerja ekonomi yang solid.
Dalam hal menjaga keseimbangan fiskal, Fitch mengapresiasi defisit yang telah kembali ke tingkat pra-pandemi di 2022. Kebijakan fiskal yang terukur diharapkan dapat menjaga defisit dan utang pada tingkat yang terkelola dengan baik.
“Kebijakan fiskal yang kredibel dan pengelolaan utang yang hati-hati mendorong kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dan stabil dengan prospek pertumbuhan yang solid,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto, Selasa (06/2).
Tingkat konsumsi domestik yang kuat juga disebut Fitch telah menjadi faktor pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi di 2023. Dalam tujuh kuartal terakhir, ekonomi RI tercatat mampu tumbuh di level 5%. Ke depannya, Fitch menyebutkan ekonomi Indonesia tetap kuat dengan memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,2% pada 2024, dan tumbuh 5% pada tahun 2025.
Di sisi lain, di tengah perubahan situasi pada neraca transaksi berjalan Indonesia yang negatif pada periode kuartal II-2023 sebesar 0,6%, Fitch memproyeksikan bahwa defisit tersebut akan terus meningkat menjadi 0,9% pada tahun 2024 dan 1,5% di tahun 2025.
Fitch turut melihat potensi peningkatan secara bertahap pada aktivitas investasi asing yang akan berlangsung. Terutama di sektor kendaraan listrik dan manufaktur, yang juga bermanfaat dalam mengurangi kerentanan neraca pembayaran dan mendukung penurunan defisit neraca transaksi berjalan.
Angin Segar bagi Reksa Dana Obligasi
Lebih dari itu, keputusan Fitch mempertahankan peringkat kredit RI BBB pada akhirnya memberikan angin segar bagi para investor, terutama mereka yang memilih produk reksa dana berbasis obligasi seperti reksa dana pendapatan tetap sebagai pilihan jalan investasinya.
Dalam hal ini, Fitch telah memberikan catatan positif atas penurunan ketergantungan RI pada utang dalam mata uang asing. Hal tersebut turut berdampak positif guna mengurangi risiko fluktuasi pada nilai tukar, yang pada gilirannya dapat memikat investor asing agar semakin tertarik pada instrumen obligasi pemerintah Indonesia.
Seperti diketahui, reksa dana obligasi menjadi salah satu instrumen investasi yang dekat dengan peringkat kredit suatu negara. Dengan dipertahankannya peringkat kredit Indonesia di level BBB oleh Fitch, maka risiko investasi dalam reksa dana obligasi dianggap lebih rendah.
Hal tersebut karena risiko gagal bayar (default) atas surat utang yang dimiliki reksa dana menjadi lebih terkendali. Dengan begitu, produk reksa dana berbasis obligasi memiliki peluang lebih besar dalam mencatatkan kinerja imbal hasil yang optimal ke depannya.
Comments are closed.