BusinessNews Indonesia – Hampir dua tahun negara kita dan seluruh negara- negara di dunia mengalami pandemi akibat menyebarnya virus Covid-19. Pandemi yang berlangsung lama ini, mau tidak mau akhirnya berdampak terhadap perekonomian dunia termasuk negara kita juga.. Pandemi ternyata telah mempercepat terbangunnya smart society yang berbasis Revolusi Teknologi Cerdas yang semuanya mengandalkan Transformasi Digital dan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan pesatnya REVOLUSI 4.0 CYBER-PHYSICAL, pembangunan ekonomi dan industri juga berkembang dengan cepat dan semakin kompetitif, dimana penguasaan dan kecermatan pemilihan teknologi menjadi penentu kunci dalam persaingan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
Pandemi COVID19 ini memang memberikan beban yang sangat berat pada kemanusiaan, namun di lain pihak mendorong percepatan revolusi cerdas di berbagai bidang teknologi khususnya Smart Maritime dan Smart Agriculture.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, untuk Smart Maritime: Indonesia menuju era cerdas dan serba terkoneksi, mari bersama-sama memanfaatkan teknologi 4.0 seperti AI, blockchain, cloud, (big) data (ABCD), 5G dan IoT, dan kita optimalkan pemnafaatannya. Teknologi ini dihadirkan oleh industri dan startup untuk mendorong Indonesia menjadi bangsa bahari yang unggul sesuai dengan strategi Poros Maritim Dunia.
Sementara itu, kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo “dalam pengembangan smart agriculture, dinyatakan bahwa “Smart farming adalah upaya menembus langit dan transformasi digital pertanianini tidak boleh gagal karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern melalui smart farming,” dikatakanya dalam Training of Trainer Smart Farming, Selasa (25/1).
Pertanian Indonesia tentu membutuhkan teknologi smart, yang ramah lingkungan. “Digitalisasi pertanian menjadi efektif dan penggunaan mekanisasi semakin maju sehingga produksi terus meningkat dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik,” ungkap Mentan.
“Pemanfaatan teknologi smart maritime dan agriculture sangat membutuhkan peran dari penguasaan teknologi ABCD (AI, Blockhain, Cloud dan Data) dan berbagai produk teknologi telah dihasilkan dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. Seperti yg dikatakan oleh prof Bambang Brodjonegeoro, digitalisasi menyentuh seluruh sektor kehidupan dan mempercepat terciptanya smart sociey berbasis pada ekonomi digital, Dikatakan Hammam Riza selaku Ketum Umum IATI yang juga menjabat Presiden Korika pada webinar Audit Tech Smart Maritime Agriculture yang diselanggarakan IATI dan KORIKA, (26/1).
Menurut Hammam, sebagai upaya menjadikan produk teknologi sebagai hilirisasi riset dan teknologi, yang dapat terakselarasi menghasilkan Inovasi, tentu kita harus memanfaatkan hasil Audit Teknologi tertentu yang menjadi peran dari auditor teknologi. Dalam hal ini, sangat penting untuk memastikan bahwa pengguna teknologi serta proses produksi dari produk tersebut berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah serta persyaratan teknologi untuk menjamin keberlanjutan dan kualitas proses produksi tersebut.
Disamping sisi positif dari teknologi, pengelolaan teknologi yang kurang tepat dapat juga memberikan dampak yang merugikan, baik bagi negara, pemerintah, industri, dan masyarakat. Karena itu Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengamanatkan perlunya penguatan kemampuan audit teknologi tepat guna (TTG) untuk perlindungan publik dan industri dalam negeri. Terlebih lagi pada saat ini tuntutan masyarakat global terhadap peralatan teknologi maupun produk yang dihasilkan dari sebuah proses teknologi harus melewati analisa life-cycle dimana keseluruhan bahan baku, proses, hasil akhir hingga proses pembuangan limbahnya tidak mencemari lingkungan maupun menggunakan proses yang menimbulkan masalah sosial. Keseluruhan analisa ini memerlukan jasa audit teknologi. Disini pula diperlukan pendekatan data-driven audit technology, ungkap Hammam.
Sebagai informasi IATI adalah sebuah organisasi profesi auditor teknologi yang independen dan memiliki peran strategis membina dan mengawasi praktek para auditor teknologi dengan berpedoman pada standar kualifikasi profesi dan kode etik auditor teknologi. Perkumpulan IATI didirikan dengan maksud untuk menghimpun dan menggalang masyarakat yang kompeten dan berkepentingan dengan terselenggaranya pemeriksaan, pengendalian dan pengamanan pembangunan dan penerapan audit teknologi sebagai upaya mendorong peningkatan inovasi nasional,
Sedangkan KORIKA adalah sebuah perkumpulan baru untuk Implementasi Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045. KORIKA merupakan poros orkestrasi QUADHELIX PIKA yang diharapkan mampu menjalankan beberapa program utama antara lain Pengembangan Talenta KA, Laboratorium Pembuat KA (AI Makers Lab) dan Pemanfaatan KA diberbagai bidang prioritas pembangunan (AI Innovation Usecases). “Kami mengajak bapak-ibu untuk berpartisipasi pada kedua organisasi yang akan mewujudkan Indonesia maju, mandiri dan sejahtera. Marilah kita memperhatikan laju perkembangan industry 4.0 dan keberhasilan Indonesia memacu Index Global terkait Inovasi sehingga Indonesia akan menjadi negara TOP-3 di dunia sesuai dengan Visi Indonesia 2045,” tutup Hammam. (red)
Comments are closed.