Tahun 2025, Holding IBC akan Produksi Baterai Mobil Listrik
BusinessNews Indonesia – RI menargetkan bisa memproduksi massal baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pada 2025.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyebut sudah menyiapkan peta jalan untuk mencapai target tersebut.
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu disebut sudah menyiapkan berbagai tahapan untuk memproduksi massal EV pada 2025. Toto menyebut dari mulai tahap penambangan (mining) hingga prasarana untuk daur ulang (recycle) baterai diprediksi siap pakai pada 2025.
“Dari mining fase, di 2025-2026 kita harapkan sudah bisa memproduksi baterai sehingga mobil atau electrical vehicle lain yang diproduksi di Indonesia bisa menggunakan baterai dari IBC,” kata Toto dalam webinar bersama ILUNI UI, Sabtu (20/11/2021).
Pada tahap awal, pihaknya membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk memproduksi EV. Dalam tahapan itu, IBC juga melakukan kajian dan membangun smelter, membuat Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL), hingga menyiapkan pabrik daur ulang.
Seluruh proses itu ditargetkan akan selesai pada 2025. Sementara menunggu proses tersebut rampung IBC juga berupaya meningkatkan daya jual EV di masyarakat, serta mengoptimalkan pasar motor listrik karya anak bangsa, Gesits.
“Kita punya Gesits yang akan kita optimalkan lagi dan secara produksi massal akan kita bicarakan ke depan,” ujarnya.
Toto menyebut baterai kendaraan listrik yang sedang dikembangkan plat merah tersebut mempunya daya tahan hingga 8 tahun. Pihaknya juga turut mengembangkan sarana daur ulang baterai listrik agar tak menjadi sampah lingkungan dan bisa digunakan kembali.
“Jadi baterai span itu 8 tahun kemudian bisa kita recycling dan bisa dapat unsur mineralnya hingga 90 persen,” ucap Toto.
“Di sini peran kita IBC, kemudian ada Antam dan Mind ID yang bergerak di bidang intel core, untuk baterai precursor tentunya ada Pertamina yang sangat menguasai hal ini dan nanti charging station akan disiapkan PLN,” sambungnya.
Sebagai informasi, holding baterai kendaraan listrik ini dibangun oleh empat BUMN yakni Industri Pertambangan Mind ID (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero). Komposisi saham masing-masing sebesar 25 persen.
Presiden Joko Widodo sebelumnya juga mengatakan Indonesia bakal jadi produsen utama baterai kendaraan listrik dalam empat tahun ke depan. Dia menyebut modal besar Indonesia menjadi produsen utama baterai yaitu karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. (Mr)
Comments are closed.