Efisiensi Perusahaan, Pertamina Cabut Kartu Kredit Seluruh Pejabatnya
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), memastikan perusahaan akan melakukan efisiensi pada tahun ini.
Salah satuu cara yang diambil yaitu melalui meniadakan fasilitas kartu kredit bagi seluruh pejabatnya. Rinciannya yaitu dewan direksi, komisaris, senior vice president, hingga pejabat level manajer di perseroan.
“Dalam RUPS kemarin sudah disampaikan tentang peniadaan fasilitas kartu kredit. Bagi dewan direksi, dewan komisaris, sampai manager, senior vice president dan lain-lain yang selama ini ada fasilitas tersebut.” tutur Ahok kepada Tempo, dikutip pada Rabu (16/6).
Kebijakan itu, kata Ahok, berlaku di seluruh grup perusahaan. Artinya, seluruh pejabat di anak usaha atau subhloding Pertamina akan kehilangan fasilitas kartu kredit tersebut.
Sebagai gantinya, seluruh tagihan kebutuhan yang dikeluarkan petinggi perseroan, seperti jamuan tamu, langsung diajukan ke perusahaan. Selain itu, pemesanan tiket penerbangan, hotel dan akomodasi juga harus dilakukan atas nama perusahaan.
“Poin potongan dan sebagainya juga harus masuk ke perusahaan, tidak boleh ke nama pribadi.” tambahnya.
Ahok menjelaskan, Pertamina menargetkan optimasi biaya dari berbagai penghematan bisa mencapai US$ 1,9 milar pada 2021. Selain itu, turut membidik laba bersih lebih tinggi hingga akhir tahun mencapai US$ 2 miliar.
Seperti diketahui, Pertamina baru saja mencatatkan laba bersih sepanjang 2020 sebesar US$ 1,05 miliar atau Rp 15,3 triliun (kurs 14.572 per dolar AS). Meski demikian, laba bersih ini tercatat turun dari tahun sebelumnya sebesar US$ 2,35 miliar atau Rp 35,8 trilun.
Disamping itu, EBITDA perseroan sebesar US$ 7,6 miliar dengan EBITDA margin 18,3 persen. Pertamina melakukan berbagai transformasi, optimasi, efisiensi dan akuntabilitas di seluruh lini perusahaan. Hal itu hingga membuat pendapatan konsolidasian di akhir 2020 mencapai US$ 41,47 miliar.
Kinerja positif di tengah pandemi Covid-19 dan menurunnya harga minyak dunia, kata Ahok, terjadi karena perusahaan melakukan penghematan dari sisi pengadaan dan optimasi biaya serta penjualan produk.
“Kami tidak lagi melalui pihak ketiga,” kata Ahok. (W/ZA)
Comments are closed.