NCC 2024

Pendapatan PT Wijaya Karya Turun di Kuartal I/2021

Jakarta, BusinessNews Indonesia PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) Tbk. mencatatkan penurunan pendapatan  pada kuartal I/2021. Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp3,92 triliun atau turun 6,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,19 triliun.

Akibatnya, perusahaan BUMN itu pun mencatatkan penurunan laba menjadi Rp78,16 miliar dari kuartal sama tahun lalu sebesar Rp99,21 miliar.

Secara lebih rinci, pendapatan WIKA masih ditopang pendapatan dari infrastruktur dan gedung yang mencapai Rp2,56 triliun. Meski demikian, jumlah ini melorot 4,56 persen secara tahunan. Karena pada waktu yang sama tahun lalu sektor ini memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp2,68 triliun.

Pendapatan energi dan industrial Plan juga turun 11,74 persen menjadi Rp589,21 miliar (yoy) serta pendapatan dari realty dan properti anjlok lebih dalam. yaitu 61,24 persen menjadi Rp70,23 miliar.

Baca juga: Masih Meragukan Abdee Negara yang Terpilih Jadi Komisaris Telkom? Coba Baca Ini!

Pendapatan yang mampu bertumbuh hanya dari sektor industri mencapai 5,52 persen yoy menjadi Rp703 miliar.

Karena terjadi penurunan pendapatan ini, membuat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk WIKA turun 21,21 persen menjadi Rp78,16 miliar pada kuartal I/2021.

Di samping itu semua, total aset WIKA ikut menurun 9,22 persen sejak awal tahun menjadi Rp61,82 triliun. Sedangkan liabilitas WIKA juga melorot 12,40 persen menjadi Rp45,06 triliun. Sementara ekuitas WIKA berhasil mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,63 persen menjadi Rp16,76 triliun.

Agung Budi Waskito, Direktur Utama Wijaya Karya, mengungkapkan bahwa pencapaian pada tiga bulan pertama tahun ini akan menjadi bekal perseroan. Nantinya, angka-angka itu akan menjadi pertimbangan untuk menjaga aktivitas produksi ke depan.

“Kami percaya bahwa kunci untuk menjaga perusahaan tetap berada pada posisi positif adalah dengan memastikan kondisi kesehatan setiap karyawannya agar tetap produktif. Perusahaan juga fokus pada kondisi likuiditas keuangan melalui monitoring cash flow secara berkala dan penerapan efisiensi di semua lini.” Ungkapnya, dikutip dari Bisnis (31/5). (W/ZA)

Baca juga: Kolaborasi Industri Kreatif Lokal, BRI-NeverTooLavish Tampil Keren Sasar Millennials

Comments are closed.