NCC 2024

LPI Akan Evaluasi Investasi Sektor Energi Baru Terbarukan

Jakarta, BusinessNews Indonesia Darwin Cyril Noerhadi, Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI), menuturkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi investasi sektor energi baru terbarukan (EBT), baik jangka menengah maupun jangka panjang.

Sektor lainnya yang juga tak luput dari sorotan yaitu infrastruktur, pelayanan kesehatan, konsumer, teknologi, infrastruktur digital, logistik, waste management dan turisme.

“Pada tahapan awal ini, kami  INA (Indonesia Investment Authority/LPI) diberikan setoran modal awal sebesar Rp 15 triliun. Dan akan naik pada tahun depan menjadi Rp 75 triliun. Ini diberikan untuk meningkatkan prinsip tata kelola dan operasionalisasi lembaga.” kata Cyril dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), dikutip dari Republika (9/5).

Baca juga: PLN Targetkan Hingga 2025 ada 52 PLTU Gunakan Biomassa

Ia menambahkan bahwa kehadiran INA diharapkan menjadi mitra utama investor dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam meningkatkan penggunaan EBT di Indonesia. Hal tersebut perlu dilakukan karena mengingat pembangunan infrastruktur, termasuk ketenagalistrikan memerlukan dana yang sangat besar. Sehingga tidak akan mampu ketika hanya mengandalkan APBN.

“Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur begitu besar dan yang jelas tidak cukup dana itu bersumber hanya dari pemerintah.” imbuhnya.

Di sisi lain, Ketua Dewan Pengawas PYC, Inka Yusgiantoro mengungkapkan, kehadiran LPI menjadi harapan dan semangat baru untuk membantu memobilisasi dana dari dalam maupun luar negeri. Hal tesebut dapat dimanfaatkan untuk membantu realisasi investasi, khususnya di sektor EBT.

“Kami melihat salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan sektor EBT di Indonesia selama ini adalah sulitnya mendapatkan pembiayaan untuk proyek EBT. Sehingga salah satu pemangku kepentingan di Indonesia untuk alternatif pembiayaan proyek-proyek EBT adalah melalui LPI.” ungkapnya.

Inka turut berharap agar LPI dapat berperan penting dalam proyek-proyek EBT ke depan.

“Kita perlu menyadari juga bahwa hingga akhir tahun 2020, realisasi bauran EBT masih sangat jauh dari target. 23% di tahun 2025 dan 31% di tahun 2050 sesuai penetapan kebijakan energi nasional.” pungkasnya. (W/ZA)

Comments are closed.