BTN Catat Peningkatan Penyaluran KPR bersubsidi
Jakarta, BusinessNews Indonesia – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus memacu realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi kepada masyarakat. Berdasarkan data yang ada, BTN berhasil merealisasikan penyaluran KPR subsidi sebanyak 31 ribu unit rumah per April 2021.
Hirwandi Gafar, Direktur Consumer and Commercial Banking BTN, menuturkan bahwa permintaan KPR di tahun ini sudah mulai menunjukkan tren peningkatan. Hal tersebut selaras dengan kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mendongkrak ekonomi nasional.
“Kami terus mengoptimalkan penyaluran agar semakin banyak masyarakat Indonesia bisa memiliki rumah. Terutama di tengah pandemi, yang mewajibkan mayoritas aktivitas dilakukan di rumah,” tuturnya dalam keterangan resmi, seperti diberitakan Republika (16/4).
Baca juga: Potensi Capai Rp300 Triliun, BAZNAS dan BSI Sinergi Kelola Zakat
Tercatat, sejak pandemi berlangsung pada awal 2020 hingga pertengahan April 2021, perseroan berhasil menyalurkan KPR Subsidi sebanyak 153 ribu unit rumah. Penyaluran tersebut dilakukan baik melalui skema konvensional maupun syariah.
“Nilai penyaluran untuk ratusan ribu hunian tersebut setara Rp 21,5 triliun,” ucapnya.
BTN, kata dia, memiliki produk KPR subsidi yang variatif untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini menawarkan produk KPR subsidi dengan dua skema. Skema tersebut yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) berbunga lima persen tetap hingga 20 tahun.
Selain itu, perseroan memiliki produk KPR bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT) dengan bantuan uang muka Rp 40 juta. Keseluruhan produk tersebut bisa dimanfaatkan MBR dari seluruh segmen masyarakat.
“Adanya berbagai pilihan KPR subsidi konvensional dan syariah BTN juga memberikan kemudahan bagi pengembang dan MBR dalam memilih akad pembiayaan satu bank,” terangnya.
Untuk diketahui, BBTN masih menjadi yang teratas dalam pangsa pasar KPR subsidi. Bank ini mampu menguasai pasar KPR subsidi hingga 87 persen per akhir tahun lalu. (W/ZA)
Baca juga: Pemerintah Prioritaskan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan dalam Making Indonesia 4.0
Comments are closed.