NCC 2024

Diterpa Triple Shocks, Pertamina Hulu Energi Lakukan Enam Proyek Pengembangan

Businessnews.co.id – PT Pertamina Hulu Energi saat ini sedang mengembangkan enam proyek sumur minyak di tengah terpaan akibat Covid-19. Antara lain pelemahan permintaan minyak dan gas bumi, penurunan harga minyak mentah dunia, hingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Inilah yang disebut triple shocks.

Sebagai Subholding Upstream Pertamina, Pertamina Hulu Energi kini  tengah menjalankan proyek eksplorasi yang terdiri dari 31.852 km Seismic 2D, 755 km2 Seismik 3D dan sembilan pengeboran sumur eksplorasi. Selain itu, dilakukan pula 233 sumur pengembangan.

Itu ditegaskan oleh Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi Whisnu Bahriansyah dalam keterangan resminya (24/02/2021).

Whisnu mengatakan bahwa Pertamina Hulu Energi sedang menjalankan operasi di masa pandemi Covid-19 cukup tinggi. Selain harus memastikan sisi operasional berjalan lancar, juga harus memastikan Protokol Covid-19 dijalankan secara konsisten untuk keselamatan pekerja.

Subholding Upstream Pertamina menjalankan beberapa proyek pengembangan. Beberapa di antaranya masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional, seperti Proyek Jambaran Tiung Biru yang dioperasikan Pertamina EP Cepu (PEPC) di Jawa Timur.

“Total ada enam sumur pengembangan, empat di Jambaran East dan dua di Jambaran Central, semuanya telah rampung dilakukan tahapan well testing (pengujian sumur),” kata Whisnu.

Dia mengatakan, proyek Jambaran-Tiung Biru berhasil menerapkan inovasi perforasi secara rigless (tanpa rig) dengan Smart Coiled Tubing Unit pada 22 September 2020. Ini pertama kali di dunia dilakukan Active Distributed Temperature Sensing (DTS) untuk mengetahui zonal contribution di interval produksi 800 kaki (ft) dengan kandungan CO2 dan H2S tinggi disertai laju produksi yang tinggi.

Baca juga: Enam Arahan Presiden dalam Rakornas Pengendalian Karhutla 2021

“Ini pertama kali di Indonesia, one-trip long perforation dengan interval 800ft menggunakan teknologi ACTive CIRP. Uji produksi berhasil secara aman dengan laju produksi melebihi 60 MMSCFD dengan kandungan H2S hingga 8.000 ppm dan CO2 mencapai 25%,” ujar Whisnu.

Sedangkan proyek pengembangan lapangan KLD di Lepas Pantai Utara Jawa Barat yang dijalankan PHE ONWJ telah beroperasi pada awal 2021 dengan pencapaian sekitar 1,16 juta jam kerja aman dan sudah mulai diproduksikan sekitar 15 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

PHE WMO berhasil melakukan reaktifasi anjungan PHE 12 yang berada 50 km dari bibir pantai Kabupaten Bangkalan, Madura. Anjungan PHE-12 yang terdiri dari 2 sumur yaitu PHE-12 A1 dan PHE-12 A3, berhasil mulai dioperasikan (start up) pada bulan November 2020. Proyek diharapkan dapat menambah produksi migas sebesar 1.000 barel per hari bagi PHE WMO.

Pelaksanaan proyek strategis nasional dilakukan oleh Subholding Upstream Pertamina secara OTOBOSOR (on time, on budget, on schedule, on return) dalam rangka memberikan kontribusi bagi ketahanan energi nasional.

Baca juga: Presiden Jokowi Tegaskan Tangani Covid-19 itu Butuh Kerjasama Global

Baca juga: Presiden Tinjau Pembangunan Lumbung Pangan 10 Ribu Ha di NTT

“Apresiasi dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua stakeholders atas dukungan kepada Subholding Upstream Pertamina, sehingga proyek dan program yang dijalankan dapat berjalan lancar dengan tetap mengutamakan keselamatan melalui penerapan protokol Covid-19,” tutupnya. (Ed.AS/businessnews.co.id/cnbcindonesia).

Comments are closed.