NCC 2024

Terus Berinovasi, UMKM Binaan PT TWC Produksi Masker Rempah

Bussnews.id – Pada masa pandemi covid-19 ini masyarakat banyak yang berinovasi demi untuk mempertahankan pendapatan perekonomian mereka. Salah satunya adalah UMKM mitra PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) yang berhasil mengembangkan masker rempah.

Secara umum, PT TWC terus mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama yang menjadi mitra binaannya untuk terus berinovasi dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi, seperti saat ini.

“Melalui pemberdayaan oleh PT TWC, salah satu mitra binaan produsen makanan sehat Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT TWC, ‘Tempe Eco’, berusaha melakukan diversifikasi usaha dengan membuat produk ‘masker rempah’,” kata Sekretaris Perusahaan PT TWC Emilia Eny Utari di Sleman, (27/06/2020).

Menurut dia, upaya tersebut merupakan salah satu wujud komitmen PT TWC dalam menjaga UMKM Indonesia.

“Selain memberikan relaksasi berupa penundaan pembayaran angsuran pinjaman pokok kepada mitra binaan, Program Kemiteraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT TWC juga terus berupaya meningkatkan kinerja mitra binaan TWC sebagai bentuk mitigasi dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM,” katanya.

Ia mengatakan masker akan menjadi sandang wajib yang digunakan oleh setiap orang di masa pandemi COVID-19 ini.

“Pada masa pandemi ini, kami tetap mengadakan pendampingan dan pelatihan pada mitra binaan TWC untuk dapat selalu berinovasi dan tetap produktif dalam mengembangkan produk kreatif yang sesuai dengan permintaan konsumen,” katanya.

Eny mengatakan masker rempah merupakan produksi salah satu mitra binaan TWC yang sebelumnya memproduksi kripik tempe sekarang juga dan sekarang juga memproduksi masker rempah.

“Kebutuhan akan masker yang menjadi kewajiban bagi warga yang berkegiatan di masa normal baru ini, membuat Tempe Eco bekerja sama dengan perkumpulan Rumah Tiga Geneng yang beranggotakan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Geneng, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, memproduksi masker rempah,” katanya.

Salah satu anggota Rumah Tiga Geneng, Dani mengatakan masker yang diberi racikan rempah, membuat pemakainya merasa nyaman saat harus memakai masker dalam waktu yang lama.

“Masker rempah sangat nyaman digunakan dalam jangka waktu lama, karena selain sebagai inhaler bagi penderita asma, juga merupakan alat relaksasi pernapasan yang baik,” katanya.

Menurut dia, masker rempah ini merupakan produk masker kain dengan kantong kecil yang dapat disisipkan racikan rempah yang telah dikemas sachet.

“Satu paket yang terdiri dari satu masker dengan dua sachet rempah dijual dengan harga Rp15 ribu,” katanya.

Ia mengatakan, racikan rempah ini terdiri dari beberapa bahan tanaman obat seperti bangle, kencur, jahe, daun mint, cengkih, kapulaga, kayu manis, minyak atsiri, kulit jeruk purut, serta garam sebagai bahan pengawet alami.

“Semua bahan digiling menjadi satu. Di masa pandemi ini, produksi masker rempah mengalami kenaikan signifikan. Awal masa pandemi bahkan kami bisa produksi sebanyak 300 masker sehari,” katanya.

Dani mengatakan masker rempah banyak dipesan dari beberapa daerah, seperti Semarang, Madiun, Jember, Bandung hingga Balikpapan. (ed.AS/bussnews.id/antaranews.com)

Comments are closed.