Pemerintah Sebut Nuklir Jadi Sumber Energi Murah

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Ridwan Djamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), menyebut bahwa nuklir dapat menjadi salah satu opsi energi potensial untuk dikembangkan.

Pasalnya,  Indonesia memiliki banyak bahan baku nuklir sehingga membuatnya bisa menjadi salah satu sumber energi yang murah.

“Kita memiliki cukup banyak bahan bakunya, energi ini juga akan menjadi murah. Sehingga secara keseluruhan dampak ekonomi terhadap industri kita akan cukup baik.” Ungkap Ridwan dalam sebuah webinar, dikutip pada Sabtu (11/9).

Merujuk data Badan Tenaga Nuklir Nasional, Indonesia memiliki bahan baku nuklir berupa sumber daya uranium mencapai 81.090 ton. Selain itu, Indonesia juga memiliki torium sebanyak 140.411 ton.

Bahan-bahan tersebut tersebar di tiga pulau besar, yakni Sumatera dengan potensi 31.567 ton uranium dan 126.821 ton torium. Kemudian Kalimantan 45.731 ton uranium dan 7.028 ton torium, serta Sulawesi sebanyak 3.793 ton uranium dan 6.562 ton torium.

Di masa depan, kata Ridwan, energi nuklir berpotensi menggantikan energi berbasis fosil dan batubara.

“Ketika kita bicara mineral untuk energi, saya kira ini sebuah topik hangat karena cukup relevan ketika kita membicarakan energi berbasis nuklir atau radioaktif. Ini akan menjadi potensi pengganti energi berbasis batu bara atau energi berbasis fosil.” Terangnya.

Untuk diketahui, pemerintah telah menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) setelah 2025. Meski demikian, peta jalan pembangunan PLTN sudah masuk dalam strategi besar energi nasional. Nantinya, pemerintah akan membangun pembangkit energi nuklir dalam skala kecil, mulai dari 100 megawatt hingga 200 megawatt.

Kalimantan menjadi pulau yang paling cocok untuk membangun PLTN. Hal ini karena Kalimantan tidak memiliki garis patahan langsung dan tidak ada gunung berapi aktif. Sehingga memiliki risiko gempa bumi dan tsunami paling kecil dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. (W/ZA)

Comments are closed.