China Kembali Jadi Sorotan Setelah Merebaknya Varian Delta

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Pemerintah China pada Selasa (3/8) kemarin mengumumkan akan melakukan tes Covid-19 massal di Kota Wuhan. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas kemunculan sejumlah kasus baru di kota yang menjadi awal penyebaran COvid-19 itu.

Pemerintah Kota Wuhan, kota menyatakan akan melakukan pengujian di seluruh penjuru kota. Seperti diberitakan harian Global Times, langkah ini dilakukan sebagai respons cepat dengan mengunci area tempat infeksi lokal.

Untuk diketahui, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan bahwa dari 98 kasus baru yang dilaporkan pada Senin, 55 ditularkan secara lokal. Jumlah itu termasuk 40 yang terdeteksi di Provinsi Jiangsu dan dua di Beijing. Selain itu dua lainnya di Provinsi Hubei tengah, yang mana Wuhan adalah ibu kotanya.

Sesuai laporan Global Times, Wuhan melaporkan kasus pertama sejak Juni 2020 dengan tujuh kasus Covid-19 lokal pada Senin lalu. Kota berpenduduk 11 juta orang itu merupakan tempat karantina virus corona pertama di dunia selama 75 hari.

Wabah terbaru yang pertama kali dilaporkan pada 20 Juli terjadi di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu. Dalam laporan yang ada, sejumlah petugas kebersihan bandara dinyatakan positif saat pengujian rutin. Penyebaran itu dikaitkan dengan penerbangan dari Rusia yang mendarat di Nanjing bulan lalu.

Menurut kantor berita Xinhua secara total China mencatat 328 kasus pada, jumlah yang sama dengan total lima bulan sebelumnya.

Selain itu, sebagian besar infeksi baru disebabkan oleh varian Delta. Wabah ini dikabarkan telah menyebar ke sedikitnya 10 provinsi yang memaksa otoritas mengambil tindakan pencegahan. Tindakan itu termasuk lockdown pada area tertentu serta menutup lalu lintas antar provinsi.

Selain itu, Komisi Kesehatan Nasional mengungkapkan bahwa  China telah melaporkan 93.103 kasus, termasuk 4.636 kematian, sejak kasus pertama dilaporkan di Wuhan. Meski demikian, China menjadi negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak secara global dengan lebih dari 1,67 miliar dosis. (W/ZA)

Comments are closed.