BUMN Ditantang IPO di BEI Guna Perkuat Pendanaan
Businessnews Indonesia – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditantang untuk terus melakukan Initial Public Offering (IPO) dan kemitraan strategis lain dengan investor.
Hal itu untuk memperkuat sisi pendanaan dan sebagai langkah-langkah strategis mendukung bisnis perusahaan.
“Di tahun ke depan kami juga ingin buka BUMN untuk menarik investasi baik IPO dan kemitraan strategis,” ungkap Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (9/2).
Di sisi kemitraan, tercatat BUMN Karya telah melakukan aset recycle dan divestasi sejumlah aset infrastruktur, seperti jalan tol dan bandara.
“Mungkin sudah mendengar bahwa kami membawa program2 infrastruktur kami ke aset recycle dan juga divestasi jalan tol, dan bandara,” ungkapnya.
Sementara itu, sejak 2021 lalu sejumlah BUMN sudah dan akan melakukan IPO dan right issue di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pencatatan saham di pasar modal menjadi bagian dari penguatan struktur keuangan masing-masing perseroan.
Kartika menjelaskan, kalau di luar dari aksi korporasi untuk pendanaan, pemegang saham terus menjalankan program transformasi dalam beberapa tahun terakhir.
Adapun transformasi yang telah dilakukan meliputi restrukturisasi model portofolio dengan mengurangi jumlah BUMN dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN.
“Lalu, menciptakan model bisnis baru di mana kami berada pada inisiatif yang agresif, beberapa di antaranya sudah selesai seperti merger BSI, merger Pelindo dan integrasi holding ultra mikro holding,” ucapnya.
Baca Juga : BUMN Tugaskan Pertamina dan PLN dalam Program Penurunan Emisi
Dia menyebut, Kementerian BUMN juga terus meningkatkan manajemen talenta agar kompetitif di pasar global.
Hal ini termasuk dengan peningkatan jumlah generasi muda dan perempuan di jajaran direksi BUMN.
Menurutnya, jumlah direksi muda ditargetkan 10% dan perempuan mencapai 35% pada 2023 mendatang.
“Semua ini bertujuan meningkatkan kualitas manajemen dan transformasi perusahaan. Kami berharap memiliki lebih banyak BUMN yang dapat menjadi perusahaan global dalam beberapa tahun ke depan,” tuturnya.
Tiko mengatakan inti dari reformasi BUMN tertera dalam lima pilar utama yakni, mendongkrak kontribusi terhadap nilai ekonomi dan sosial, mengusung inovasi model bisnis, meraih kepemimpinan teknologi, mendorong peningkatan investasi, serta menerapkan pengembangan talenta yang merupakan upaya konkret perseroan dalam pembangunan bangsa secara berkelanjutan.
“Inovasi model bisnis bagian terpenting dalam beberapa tahun ke depan adalah kepemimpinan teknologi seperti yang dilakukan (BUMN) perbankan dan telekomunikasi,” ujarnya.
(TN)
Comments are closed.