Capai Net Zero Emission di 2060, Begini Strategi Bos PLN!

Businessnews Indonesia  Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan transisi energi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan untuk menghadirkan ruang hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang.

“Visi kita ke depan bukan hanya menghadirkan listrik yang andal bagi masyarakat, tapi juga menyalurkan energi hijau yang ramah lingkungan. Kita harus mewariskan kepada generasi mendatang ruang hidup yang sehat dan hijau,” ungkap Darmawan dalam keterangan tertulis Kamis, (24/03).

Darmawan juga mengatakan Presidensi G20 yang diemban Indonesia menjadi momentum penting transisi energi hijau di Tanah Air dalam mencapai target net zero emission pada 2060. Sebagai key player dalam transisi energi di Indonesia, PT PLN (Persero) telah menjalankan sejumlah langkah strategis untuk mendukung pengurangan emisi global.

PLN pun telah memetakan seluruh peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian NZE 2060.  Salah satunya adalah pengembangan pembangkit EBT sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

Baca Juga : Sematkan Sistem Automatic Change Over, PLN Dukung Kebutuhan Listrik Data Center

Dalam RUPTL Hijau ini, porsi pembangkit listrik berbasis EBT pada 2030 ditargetkan mencapai 29 gigawatt (GW). Untuk mencapai target tersebut, PLN bakal menambah pembangkit EBT baru hingga 20,9 GW. Khususnya, PLN juga akan mensupport industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT.

“Pada 2021, kami sudah membangun pembangkit EBT sebesar 623 megawatt (MW) yang mayoritas adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA),” ucapnya.

Darmawan berpendapat, tahun ini PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW. Ia merinci, akan ada PLTP yang beroperasi sebesar 45 MW. Sedangkan PLTA dan PLTM akan bertambah 178 MW dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5 MW.

Tak hanya menggencarkan pembangunan pembangkit EBT, PLN juga secara paralel menjalankan skenario mempensiunkan lebih awal (early retirement) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara bertahap hingga 2056.

Tahap pertama, hingga 2030, PLN akan mengurangi 5,5 GW PLTU. Pada tahap kedua, PLN akan mempensiunkan PLTU subcritical sebesar 10 GW pada 2040. Sedangkan pada 2050, PLN mengakhiri PLTU subcritical sebesar 18 GW dan supercritical 7 GW.

(TN)

Comments are closed.