PT PPI Ekspor Kopi Ke Mesir, Erick Thohir Singgung Peran Swasta dan Pemda


BusinessNews Indonesia – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) mengekspor kopi ke Mesir. Dalam hal ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan, kegiatan tersebut perlu didukung oleh swasta, kementerian lain dan pemerintah daerah (pemda).

Dengan begitu, tercipta ekosistem Indonesia. “Bukan ekosistem Cina atau Amerika Serikat (AS),” kata Erick dalam acara kick off dan launching PMO Kopi Nusantara, serta pelepasan ekspor PT PPI dikutip dari siaran virtual, Minggu (30/1).

Sebelumnya, PT PPI mendapatkan kontrak jual beli ekspor kopi ke Mesir 3.000 ton untuk periode Januari – Desember 2022. Kerja sama ini dinilai dapat memperluas akses pasar produk Indonesia lainnya menuju Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.

PT PPI merupakan bagian dari ID Food. Ini terdiri dari PT PPI, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, PT Garam dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai induk Holding BUMN Pangan.

Pada ekspor perdana awal tahun ini, PT PPI melepas enam kontainer kopi ke Mesir. “Saya senang, sekarang berkembang di kopi,” kata Erick. Akan tetapi, kemampuan BUMN terbatas.

Sedangkan 96% kopi diproduksi oleh petani. “Berbeda dengan sawit yang lebih banyak swasta. Oleh karena itu, BUMN tidak bisa jika tak didukung oleh pemda,” kata dia.

Selain itu, menurutnya perlu dukungan kementerian lain dan perusahaan swasta. Sebab, petani kopi menghadapi sejumlah tantangan seperti modal dan waktu pengeringan.

Dengan kerja sama itu, ekosistem Indonesia dapat terbentuk. “Nanti kita gabung misalnya, ke Mesir. Toh tidak perlu merek, yang penting dibayar. Paling nanti minta tetap ditulis kopi Lampung, Jawa, dan lainnya,” ujar dia.

Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf menambahkan, pasar kopi di Mesir potensial. Konsumsi kopi Nusantara di Mesir juga diperkirakan lebih dari 65 ribu metrik ton tahun ini.

Baca Juga : Erick Thohir Siap Bangun Ekosistem Kopi

“Ini potensi yang sangat besar. Kita bersaing dengan Vietnam, Brasil, dan Kolombia,” kata Lutfi yang mengikuti acara secara virtual.

“Tantangannya yakni bagaimana menjaga kualitas, harga bersaing, dan mempromosikannya,” tambahnya.

Selain ekspor, acara itu sekaligus meluncurkan project management office (PMO) kopi nusantara. Proyek percontohan ini bakal digelar di enam lokasi yakni Lampung, masing-masing dua tempat di Jawa Timur dan Jawa Barat, serta Sumatera Utara.

Ketua PMO Kopi Nusantara Dwi Sutoro mengatakan, proyek itu menetapkan tiga target, sebagai berikut:

1. Memperbaiki ekosistem supplychain bisnis kopi di Indonesia

2. Meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya lewat pendampingan

3. Membangun digital platform.

(TN)

Comments are closed.